TABLOIDSINARTANI.COM, Aceh Singkil -- Aceh Singkil tahun ini menargetkan perluasan lahan tanam padi mencapai 700 hingga 900 hektar untuk meningkatkan produksi pangan.
“Insya Allah, dalam waktu dekat ini kita bersama penyuluh pertanian akan mensukseskan kegiatan yang diprogramkan oleh Menteri Pertanian,” kata Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan (DTPHP) Aceh Singkil, Syam'un dalam keterangan resminya.
Syam'un melanjutkan, Dinas TPHP Aceh Singkil bertekad mengubah lahan kosong menjadi lahan pertanian yang produktif di wilayahnya.
Penyuluh pertanian di Kabupaten Aceh Singkil akan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya meningkatkan aktivitas penanaman, khususnya pada lahan pertanian yang sebelumnya beralih menjadi perkebunan kelapa sawit.
Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat mencapai target perluasan lahan tanam, memberikan manfaat besar bagi petani, dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Sebelumnya, untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) menyelenggarakan rapat koordinasi dengan mengundang semua Bupati dan Kepala Dinas Pertanian di seluruh Indonesia, Jumat (07/06).
Acara tersebut berlangsung di auditorium Kementan RI ini juga ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri sebagai bentuk dukungan penuh terhadap program perluasan areal tanam.
Bupati Aceh Singkil telah menugaskan Plt Kepala Dinas yang bertanggung jawab untuk menghadiri rapat penting ini.
"Kami langsung menyampaikan kebutuhan daerah kepada Menteri Pertanian dan berkesempatan bertatap muka langsung," ujar Syam'un dengan rasa syukur.
Sinergi Daerah
Dalam sambutannya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menekankan sinergi antara Kementerian Pertanian dan Kemendagri dalam meningkatkan produktivitas pertanian melalui optimasi pompanisasi untuk mencapai swasembada pangan Indonesia.
"Solusi cepat yang ditawarkan saat ini untuk meningkatkan pertanian adalah dengan optimasi pompanisasi di lahan-lahan pertanian," ujar Mentan.
Mentan juga menyebutkan kebijakan jangka pendek Kementan menuju swasembada, seperti optimasi lahan rawa 400 ribu hektare, pompanisasi sawah 1 juta hektare, dan transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern seluas 250 ribu hektare di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jenderal Polisi (Purn.) Muhammad Tito Karnavian menyampaikan, semangat Mentan dalam menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia sangat mungkin terwujud, mengingat angkatan kerja Indonesia saat ini merupakan yang terbesar di dunia.
Selain itu, potensi sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah membuat upaya perluasan areal tanam (PAT) menjadi sangat tepat.
“Kita sangat gembira karena memang harus menuju ke sana (menjadi lumbung pangan dunia). Saya mendukung segala argumen untuk mewujudkan mimpi Indonesia sebagai negara yang dominan. Dan di antara semuanya, pangan adalah yang paling utama. Kenapa yang lain bisa ditahan, tapi pangan tidak,” jelas Mendagri.
Mendagri juga memberikan dukungan terhadap keterlibatan militer dalam memperkuat program pertanian, menganggap bahwa militer dan pertanian merupakan kesatuan yang dapat memperkuat pertahanan.
"Saya mendukung TNI terlibat langsung dalam program pertanian, karena pertanian juga merupakan bagian dari pertahanan. Oleh karena itu, kita perlu kerjasama antara pemerintah daerah dan pusat. Ingat, untuk menjadi negara dominan, kita perlu meningkatkan produksi," ujar Mendagri.
Dalam rangkaian acara rapat koordinasi, Menteri Pertanian memberikan apresiasi kepada para Bupati, Wali Kota, dan perwakilan yang turut hadir, serta memberikan tambahan bantuan sebagai bentuk dukungan.