Kementan bergerak cepat atasi kekeringan sawah di Desa Tanjung Rasa, memastikan ketahanan pangan tetap terjaga meski lahan pertanian terancam.
TABLOIDSINARTANI.COM -- Kementan bergerak cepat atasi kekeringan sawah di Desa Tanjung Rasa, memastikan ketahanan pangan tetap terjaga meski lahan pertanian terancam.
Di tengah tantangan kekeringan yang melanda musim tanam kedua tahun ini, sinar harapan kembali muncul bagi para petani di Desa Tanjung Rasa berkat dukungan dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Bantuan pompa air yang disalurkan Kementan melalui program strategisnya telah berhasil menyelamatkan lahan sawah yang terdampak kekeringan, memberikan semangat baru bagi para petani.
Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu 2, yang dipimpin oleh Suharto, menjadi salah satu penerima manfaat utama dari program bantuan pemerintah.
Melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian ESDM, dua unit pompa air disalurkan dan berhasil menyelamatkan 3.000 m⊃2; lahan sawah dari ancaman kekeringan.
Meskipun biaya operasional cukup tinggi, semangat para petani tetap terjaga berkat bantuan ini.
"Pompa ini menjadi penyelamat lahan kami di saat-saat kritis. Kami sangat bersyukur atas perhatian dan bantuan dari Kementerian Pertanian yang begitu peduli dengan nasib petani," ungkap Suharto dengan haru.
Tak hanya Gapoktan Saluyu 2, Poktan Bungur Jaya yang dipimpin M. Madiun juga merasakan dampak positif dari bantuan pompa air ini.
Dua unit pompa dari Dirjen PSP dan Kementerian ESDM berhasil dipasang dan mulai mengairi 2 hektar lahan sawah.
Meski menghadapi kendala teknis seperti pompa yang mudah panas dan boros bahan bakar, bantuan ini memberi harapan baru bagi para petani yang kini melihat masa depan lahan mereka lebih cerah.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian Pertanian atas solusi tepat di saat kami membutuhkannya. Kami yakin dengan dukungan ini, pertanian di desa kami akan terus berkembang," ujar M. Madiun penuh optimisme.
Sementara itu, Gapoktan Tanjung Harapan di Desa Tanjung Rasa juga menerima bantuan pompa air dari Kementan.
Meski lahan mereka masih menunggu debit air yang lebih tinggi, mereka tidak kehilangan harapan.
Dengan bantuan satu unit pompa Yanmar, para petani bersiap memulai musim tanam baru pada Oktober-November 2024 mendatang.
"Saat ini kami harus bersabar, namun kami sangat berterima kasih atas perhatian Kementan. Kami yakin, dengan pompa ini, kami bisa kembali menanam begitu musim hujan tiba," kata perwakilan Gapoktan.
Bantuan pompa air dari Kementerian Pertanian bukan sekadar solusi teknis, tetapi juga simbol harapan dan kepedulian pemerintah terhadap kesejahteraan petani.
Upaya ini menegaskan komitmen Kementan dalam mendukung pertanian Indonesia, terutama di masa-masa sulit seperti sekarang.
Dengan dukungan berkelanjutan melalui program-program strategis, Kementerian Pertanian bersama mahasiswa Polbangtan Bogor dan PPL setempat membuktikan bahwa masa depan pertanian Indonesia tetap cerah.
Bantuan ini diharapkan terus berlanjut, memperkuat ketahanan pangan di wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan.
Seperti diketahui, Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa solusi cepat yang ditawarkan saat ini mengatasi krisis pangan adalah PAT.
Dia yakin, apabila program tersebut dijalankan, maka Indonesia dapat mewujudkan swasembada dan juga lumbung pangan dunia.
"Ingat saat ini ada banyak negara yang mengalami penurunan produksi dan ada banyak penduduk dunia yang menderita kelaparan. Karena itu harus kita mitigasi dengan solusi cepat," jelasnya.
Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menyebutkan Penambahan Areal Tanam (PAT) menjadi solusi cepat dalam mitigasi kekeringan akibat El Nino.