TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Wakil Menteri Pertanian Sudaryono memastikan kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Pertahanan akan terus terjalin untuk mewujudkan proyek Food Estate demi ketahanan pangan nasional.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan bahwa Kementerian Pertanian akan terus bersinergi dengan Kementerian Pertahanan untuk melaksanakan proyek food estate atau lumbung pangan.
Politisi dari Partai Gerindra ini menyebut bahwa dukungan tersebut telah disampaikan oleh Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
Menurut Sudaryono, keterlibatan prajurit TNI sangat penting dalam pengembangan cetak sawah seluas satu juta hektar di Merauke, Papua Selatan.
"Kami memanfaatkan lahan rawa secara maksimal, dengan melibatkan Dandim, Koramil, dan juga penyuluhan pertanian yang melibatkan Babinsa," jelasnya.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan bahwa Kementerian Pertanian akan memimpin proyek cetak sawah seluas satu juta hektar di Merauke.
Proyek ini sejalan dengan misi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai ketahanan pangan dengan melibatkan berbagai pihak.
"Food estate ini akan melibatkan banyak pihak, bahkan Polri juga akan ikut berkontribusi secara konkret dalam ketahanan pangan," ujar Sudaryono.
Ia juga memastikan bahwa proyek cetak sawah ini tidak akan mengganggu kawasan hutan, menjelaskan bahwa lahan yang akan digarap adalah lahan rawa yang selama ini dianggap tidak produktif.
"Selama ini ada kesalahpahaman di masyarakat. Yang kami garap adalah lahan-lahan rawa, bukan hutan," katanya.
Menurutnya, Presiden Prabowo percaya bahwa mencetak sawah baru adalah langkah penting untuk mewujudkan swasembada pangan, terutama mengingat semakin menurunnya ketersediaan lahan sawah di Indonesia.
"Setelah kami kaji, mencetak sawah baru adalah keharusan. Jumlah penduduk terus meningkat, dan kebutuhan pangan juga bertambah, sementara luas sawah kami menurun," tambahnya.
Saat dilantik sebagai Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkapkan target penambahan tiga juta hektare sawah baru dalam era pemerintahan Prabowo.
Pembukaan lahan baru ini akan difokuskan di Merauke, Sumatera, dan Jawa. Di Jawa, penekanan akan diberikan pada pemberdayaan lahan tadah hujan.
Sudaryono optimis, jika rencana ini berhasil, Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada impor beras.
Ia memproyeksikan luas tanam padi bisa mencapai 10 juta hektar, dengan indeks pertanaman rata-rata dua kali dalam setahun, meningkat dari rata-rata saat ini yang masih 1,4 kali.
Selain membuka lahan baru, Kementerian Pertanian juga akan melaksanakan program intensifikasi lahan dengan memperbaiki sistem irigasi dan membangun infrastruktur di lahan rawa, sehingga dapat ditanami padi saat musim hujan.
Target awal adalah mengkonversi satu juta lahan rawa menjadi lahan padi baru, dengan fokus tahun depan pada konversi seluas 360 ribu hektare, terutama di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.
“Kami ingin membuat lahan rawa lebih produktif dengan infrastruktur yang tepat,” tutup Sudaryono.