TABLOISINARTANI.COM, Garut --- Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) mengadakan kunjungan lapangan atau Field Trip ke produsen benih kentang PT Agra Intan Makmur Sejahtera (AIMS) di Garut, Jawa Barat.
Acara yang berlangsung Kamis ini dipimpin Ketua Umum MPPI, Herman Khaeron, dan bertujuan memperluas wawasan tentang teknologi perbenihan kentang sekaligus menjadi forum diskusi antar pemangku kepentingan di bidang pertanian untuk mencari solusi atas tantangan yang dihadapi sektor ini.
Dalam acara ini, Sekretaris Jenderal MPPI, Adhie Widihartho, memandu sesi diskusi yang membahas berbagai isu penting dalam industri perbenihan. Ketua Umum MPPI, Herman Khaeron, menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan kolaborasi lintas sektor demi mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.
“Pangan tanpa perencanaan tidak akan pernah mencapai swasembada. Prinsip-prinsip kolaboratif sangat penting, dan harus ada koneksi kuat antara pemerintah, praktisi, organisasi, hingga koperasi, dengan wadah yang difasilitasi kementerian terkait,” ujar Herman.
Ia juga mengkritik minimnya perhatian negara terhadap sektor perbenihan, sehingga terjadi persaingan dan pasar bebas yang bisa menghambat pencapaian swasembada pangan.
Lebih lanjut, Herman, yang juga anggota Komisi VI DPR RI, menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi nasional, terutama turunnya daya beli masyarakat serta penurunan pertumbuhan ekonomi dari 5,4% menjadi 4,7%.
Penurunan ini, menurutnya, berdampak langsung pada sektor-sektor produktif, termasuk pertanian. Untuk mendukung pangan bergizi bagi masyarakat, pemerintah telah menganggarkan Rp 71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis yang akan dimulai pada 2025, sementara Provinsi Jawa Barat telah menyiapkan anggaran Rp 1 triliun.
Program Makan Bergizi Gratis ini juga mencerminkan komitmen pemerintah untuk menyediakan pilihan pangan yang lebih beragam dan tidak hanya bertumpu pada beras. “Pangan bergizi tidak identik dengan nasi; pangan bergizi berarti multi komoditi pangan strategis,” tegas Herman.
Ia berharap, program ini tidak hanya fokus pada beras, melainkan juga komoditas penghasil karbohidrat lain seperti kentang, ubi, jagung, dan sorgum.
Menurutnya, kentang bisa menjadi alternatif makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, sebagaimana yang ia lihat di negara lain, di mana kentang menjadi sumber utama karbohidrat.
da
"Ke depan, saya berharap masyarakat bisa kembali kepada pilihan pangan kultural seperti ubi jalar, sorgum, gadung, dan jagung. Momentum Makan Bergizi Gratis adalah kesempatan yang tepat untuk memperkenalkan kebiasaan konsumsi pangan yang lebih beragam," lanjutnya.
Field Trip ini turut dihadiri oleh tokoh-tokoh penting di sektor perbenihan dan pertanian, seperti Wakil Ketua Umum MPPI, Mulyono Machmur dan Maman Suherman; Ketua Umum Asosiasi Perbenihan Indonesia (Asbenindo), Ricky Gunawan; Sekjen Asbenindo, Nana Laksana Ranu; dan Wakil Ketua DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Diana Widiastuti.
Turut hadir Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) Kementerian Pertanian, Leli Nuryati, serta mantan Bupati Garut, Rudy Gunawan.
Para peserta Field Trip diajak mengamati langsung proses pembibitan kentang di PT AIMS, termasuk mengunjungi berbagai fasilitas seperti screen house, laboratorium, dan cold storage, yang dipandu Direktur Utama PT AIMS, Benediktus Tommy.
Kunjungan ini memberikan wawasan mendalam mengenai teknologi mutakhir dalam perbenihan kentang, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian kentang nasional.
Melalui kegiatan ini, MPPI berharap dapat membangun sinergi antara berbagai pemangku kepentingan di sektor pertanian, yang nantinya akan berdampak pada terciptanya swasembada pangan yang berkelanjutan di Indonesia.