TABLOIDSINARTANI.COM, Bandung --- Program bantuan pangan beras (banpang) tahun 2024 yang dijalankan Perum Bulog, berdasarkan penugasan dari Badan Pangan Nasional (NFA), terus mengalami peningkatan kualitas. Hal ini dilakukan untuk memastikan program bantuan tersebut semakin efektif, masif, dan berdampak nyata bagi masyarakat penerima.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menekankan pentingnya peran banpang beras dalam mendukung pengendalian inflasi dan memperkuat daya beli masyarakat, terutama mereka yang berpenghasilan rendah.
“Bantuan pangan beras ini bukan hanya sekadar bantuan, tetapi merupakan intervensi pemerintah dalam menjaga inflasi serta meningkatkan daya beli masyarakat. Inflasi kita secara tahunan membaik di angka 1,71 persen,” ungkap Arief saat memberikan arahan dalam acara Pertemuan Evaluasi Bantuan Pangan Beras Tahun 2024 di Bandung, Jawa Barat.
Arief optimis bahwa target inflasi nasional yang dipatok pada kisaran 2,5 persen, dengan margin plus minus 1 persen, akan tercapai. "Inflasi pangan kita (volatile food) sudah berada di angka 0,89 persen. Ini adalah pencapaian baik," lanjutnya.
Menurutnya, program bantuan pangan di bulan Desember akan menjadi penutup tahun yang signifikan, mengingat besarnya manfaat yang dirasakan masyarakat luas.
Selain berperan dalam pengendalian inflasi, Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa program bantuan beras juga berkontribusi dalam penurunan tingkat kemiskinan sepanjang Maret 2023 hingga Maret 2024.
Setiap Penerima Bantuan Pangan (PBP) memperoleh 10 kilogram beras setiap bulan, yang cukup untuk memenuhi sekitar sepertiga dari kebutuhan konsumsi beras keluarga miskin, menurut perhitungan BPS. Data pada Maret 2024 menunjukkan bahwa kebutuhan beras rata-rata rumah tangga miskin sebesar 31,07 kg per bulan, sementara bantuan 10 kg dari program banpang secara signifikan membantu meringankan beban mereka.
Arief juga menyampaikan apresiasi kepada para perusahaan transporter yang telah menjangkau wilayah pelosok demi kelancaran distribusi bantuan pangan ini. "Distribusi ke Papua dan daerah-daerah terpencil sangat penting. Negara harus hadir untuk semua saudara kita, tidak terkecuali mereka yang berada di pelosok," ujar Arief.
Selain itu, ia berharap agar program ini terus berjalan dan diperbaiki dari tahun ke tahun. Arief menekankan bahwa program banpang bukan hanya upaya bantuan sosial semata, tetapi bagian dari upaya besar dalam mendukung visi ketahanan pangan nasional yang digagas pemerintah.
“Program bantuan pangan ini adalah ibadah sekaligus bagian dari visi swasembada pangan Bapak Prabowo, yang menantang namun mulia. Tujuannya agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dari hasil keringat petani dalam negeri,” jelas Arief.
Ke depan, lanjut Arief, pihaknya akan mengusulkan keberlanjutan program ini untuk tahun 2025, melihat kebutuhan masyarakat yang masih tinggi. Pada awal tahun mendatang, NFA akan berkoordinasi dengan Kemenko Pangan untuk mempersiapkan anggaran serta mengikuti perkembangan data penerima yang diperbarui sesuai kondisi terbaru.
Dalam forum evaluasi tersebut, Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Yeka Hendra Fatika, turut menegaskan pentingnya program bantuan pangan ini. "Kami menilai program seperti ini penting untuk dilanjutkan. Gejolak harga beras tahun ini jauh lebih stabil dibandingkan tahun sebelumnya berkat program bantuan ini,” kata Yeka.
Pertemuan yang dihadiri oleh sejumlah pejabat terkait, termasuk Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA, perwakilan Satgas Pangan Polri, serta perwakilan Perum Bulog, ini menjadi momentum refleksi untuk memastikan agar program banpang beras dapat terus berperan penting dalam penguatan daya beli masyarakat, penurunan angka kemiskinan, serta pengendalian inflasi di tahun-tahun mendatang.