TABLOIDSINARTANI.COM, Kupang --- Pemberian makan bersama anak-anak asuh PJ Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar di Rumah Jabatan Gubernur, menjadi ajang istimewa dalam Gerakan Kemanusiaan Percepatan Penurunan Stunting di Provinsi NTT.
Kegiatan ini dihadiri berbagai pejabat penting, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum, termasuk sekitar 200 anak-anak yang merupakan bagian dari program asuh Pemerintah Provinsi NTT.
Acara ini menjadi momentum penting dalam upaya penanganan stunting, sebuah masalah kesehatan yang serius di NTT. Pejabat yang hadir dalam acara tersebut antara lain PJ Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, Kepala BKKBN Provinsi NTT, Sekretaris Daerah Provinsi NTT, dan berbagai kepala dinas serta pihak terkait yang turut mendukung upaya percepatan penurunan angka stunting di daerah ini.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi NTT, Shanti Ambarwati, yang juga istri PJ Gubernur, menekankan pentingnya acara makan bersama sebagai bagian dari gerakan kemanusiaan untuk penanganan stunting.
“Hari ini, kami tidak hanya memberikan makanan bergizi kepada anak-anak, tetapi juga melibatkan berbagai pelayanan kesehatan, seperti pengukuran panjang badan, pengukuran berat badan, konseling, dan pengobatan gratis. Semoga ini bisa membantu anak-anak kami yang sedang menghadapi risiko stunting,” ujar Shanti dengan penuh harap.
Shanti juga menjelaskan bahwa anak-anak yang hadir adalah mereka yang mengalami penurunan berat badan atau bahkan berada pada kondisi underweight. Anak-anak asuh ini tersebar di empat puskesmas di Kota Kupang, yaitu Sikumana, Oesapa, Penfui, dan Oepoli.
“Alhamdulillah, meski perjalanan masih panjang, ada 5 anak yang sudah menunjukkan perbaikan signifikan. Mereka berhasil keluar dari kondisi buruk menjadi lebih baik,” katanya.
Sementara itu, dalam sambutannya PJ Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, mengungkapkan kebanggaannya atas hadirnya anak-anak ini.
“Saya senang melihat ada sekitar 200 anak yang hadir bersama kami, bersama orang tua, dan berbagai pihak terkait. Ini menunjukkan komitmen kita bersama dalam merawat dan mengasihi anak-anak agar mereka bisa tumbuh dengan baik. Anak-anak ini adalah generasi penerus bangsa, dan kita punya tanggung jawab besar untuk memastikan mereka tumbuh sehat, cerdas, dan siap menghadapi masa depan,” ungkap Andriko.
Andriko juga mengingatkan pentingnya pola makan yang bergizi bagi anak-anak. Ia menegaskan bahwa makanan yang baik tidak selalu harus mahal. “Di NTT, kita punya banyak sumber pangan lokal yang sangat bergizi. Nasi, jagung, sorgum, ikan, telur, daging, tahu, tempe, sayur-sayuran seperti daun kelor, daun ubi, kangkung, dan buah-buahan lokal seperti pisang, semangka, dan melon adalah contoh bahan makanan yang murah namun kaya gizi,” ujar PJ Gubernur.
Andriko menambahkan pentingnya memberi makan anak-anak dengan makanan yang seimbang. “Dalam satu piring, komposisinya bisa terdiri dari sepertiga nasi, sepertiga sayur, seperenam lauk, dan seperenam buah,” lanjutnya.
Menurutnya, pola makan yang baik dan bergizi akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak, baik dari segi berat badan maupun tinggi badan. Jika anak-anak mendapat asupan yang tepat, berat badan dan tinggi badan mereka akan lebih optimal, dan risiko stunting dapat ditekan.
“Mudah-mudahan dengan pemberian makanan yang bergizi, anak-anak kita bisa tumbuh sehat dan kuat, sehingga bisa mengatasi berbagai tantangan di masa depan,” tambah Andriko.
Selain itu, Andriko juga berpesan kepada orang tua, terutama ibu-ibu, untuk berperan aktif dalam mendidik dan merawat anak-anak. “Ibu-ibu adalah yang paling bertanggung jawab dalam mendidik dan merawat anak-anak. Mari bersama-sama kita berikan makanan yang baik dan penuh gizi agar mereka bisa tumbuh menjadi generasi emas yang kompetitif di masa depan,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi NTT juga telah berkomitmen untuk terus memberikan bantuan pangan yang dibutuhkan masyarakat, seperti bantuan ayam, telur, beras, abon ikan, dan bubuk daun kelor.
“Kami berharap bantuan-bantuan ini bisa sampai dengan baik dan tepat sasaran, agar anak-anak kita bisa mendapatkan gizi yang cukup untuk mendukung tumbuh kembang mereka,” ujar PJ Gubernur.
Sebagai bagian dari Gerakan Kemanusiaan Penanganan Stunting, acara ini tidak hanya tentang pemberian makanan, tetapi juga tentang edukasi dan penggalangan kesadaran bersama. Melalui berbagai inisiatif ini, NTT bertekad untuk mengurangi stunting hingga mencapai angka nol, terutama di kalangan ibu hamil dan ibu menyusui.
“Stunting bisa kita hentikan dengan memberikan gizi yang baik pada ibu hamil dan menyusui, serta memastikan anak-anak mendapatkan asupan yang cukup dan bergizi sejak dini,” ujar Andriko.
Andriko mengajak semua pihak untuk bersama-sama mendukung upaya ini. "Kami mengajak akademisi, pemerintah, dunia usaha, komunitas, dan media untuk berpartisipasi dalam gerakan ini. Bersama-sama, kita akan menjaga dan merawat anak-anak kita untuk masa depan yang lebih baik," tandasnya.
Acara ini pun diakhiri dengan rasa haru dan harapan, di mana anak-anak yang telah berhasil menunjukkan perbaikan kondisi mereka diberi kesempatan untuk memberikan testimoni. Sebuah simbol bahwa, dengan kerja sama yang baik, masa depan anak-anak NTT bisa lebih cerah.
Gerakan Kemanusiaan Percepatan Penanganan Stunting di NTT adalah langkah kecil yang penuh makna untuk menciptakan generasi yang sehat dan siap membangun Nusa Tenggara Timur menjadi lebih maju dan sejahtera.
Reporter : Dede