Gerakan tanam padi serentak di Blora bersama wakil Menteri Pertanian, Sudaryono dan Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andriyanto. Kegiatan tersebut didukung PT WPI
TABLOIDSINARTANI.COM, BLORA---Pemerintah mengajak semua pihak berkolaborasi dalam mewujudkan swasembada pangan. Upaya ini melibatkan pemerintah pusat, daerah, swasta, dan kelompok tani, dengan target menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia. Dengan kolaborasi, swasembada pangan bukan lagi mimpi.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andriyanto mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah dan didukung dengan iklim yang cocok untuk pertanian.
Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto meyakini Indonesia dalam empat hingga lima tahun kedepan berpotensi swasembada pangan, bahkan siap menjadi lumbung pangan dunia. Upaya tersebut menurut Agus, tidak dapat dikerjakan satu pihak.
Namun katanya, perlu koordinasi, komunikasi, kolaborasi dan kerja sama dengan semangat gotong royong bersama semua pihak, baik pemerintah pusat, TNI-Polri, pemerintah daerah, swasta, dan seluruh lapisan masyarakat terutama petani. "Hari ini kita melaksanakan tanam padi serentak di 26 kabupaten," katanya.
Lokasinya berada di tujuh provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Lampung. Tanam serentak tersebut melibatkan seluruh komponen bangsa, baik pemerintah (kepala daerah), swasta (PT Wilmar Padi Indonesia/WPI), dan masyarakat (kelompok tani).
"Semoga apa yang kita kerjakan hari ini dapat berkontribusi dalam mewujudkan kedaulatan pangan," kata Agus saat memberikan sambutan dalam Gerakan Tanam Padi Bersama di Desa Kentong, Kabupaten Blora, Senin (9/12).
/>>><>< lang>Agus mengatakan, pihaknyaaktif mendukung pencapaian swasembada pangan. Diantaranya membuat program untuk warga binaan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan di Indonesia. Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan bersama Kementerian Pertanian (Kementan) juga telah membentuk Brigade Pangan.
Senada, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono juga mengingatkan pentingnya kolaborasi dalam mencapai swasembada pangan. Kementan menyatakan kesiapan bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendukung pembangunan sektor pertanian di Jawa Tengah, khususnya di Blora.
"Dengan bersinergi yang baik antara pemerintah, swasta, dan petani, kita dapat memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai dengan cita-cita Bapak Presiden Prabowo," katanya. Kementan terus mendukung upaya tersebut melalui program-program strategis yang langsung menyentuh kebutuhan petani.
Sementara, Bupati Blora Arief Rahman menyatakan, Blora kaya potensi pertanian, yang telah menjadi tulang punggung perekonomian daerah tersebut. Komoditas andalannya adalah padi dan jagung.
Tahun lalu, Blora memiliki luas panen 627.715 ha, termasuk dalam lima kabupaten dengan luas panen tertinggi di Jawa Tengah. Karena itu, pihaknya merasa terhormat dapat terpilih menjadi lokasi kegiatan tanam padi secara luring (luar jaringan/ offline) kegiatan yang dilaksanakan secara serentak tersebut.
"Kegiatan tanam padi bersama ini juga sebagai simbol komitmen dalam mendukung ketahanan pangan, yang melibatkan berbagai pihak, untuk membantu meningkatkan akses petani terhadap teknologi modern, bibit unggul, dan pupuk," tuturnya.
Arief menambahkan, untuk meningkatkan pertanian juga diperlukan dukungan infrastruktur pertanian dan kerja sama dengan dunia usaha, seperti PT. WPI. "Pada intinya ini adalah salah satu langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian Kabupaten Blora," kata Arief.
Presiden Direktur PT WPI, Saronto mengatakan, pihaknya berkomitmen terus mendukung program pemerintah menggapai swasembada pangan melalui peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. "Program pemerintah sudah luar biasa sehingga swasembada bukan mimpi lagi," ujarnya.
Blora menurut Saronto, salah satu daerah di Jawa Tengah yang paling antusias terhadap FEP, sehingga menjadi yang pertama kali mengundang WPI untuk berkontribusi di Kota Sate tersebut.
Saat ini, pihaknya bersama petani mitra di Blora telah berhasil meningkatkan produktivitas lahan dari 6,5 ton menjadi 7,5 ton/ha. Dalam sebuah uji coba panen raya sebelumnya mempu menghasilkan 10 ton/ha. "Luar biasa petani di Blora. Terimakasih kepada bapak bupati karena telah memberi kesempatan kepada WPI," kata Saronto.
Karena itu Saronto yakin produksi padi dalam negeri masih sangat mungkin ditingkatkan sebesar 10 persen melalui intensifikasi. Sedangkan dari data WPI, produksi masih dapat dikerek hingga 15 persen. "Dengan kerjasama semua pihak, program presiden untuk swasembada optimistis dapat dicapai," ujarnya.