Rabu, 12 Februari 2025


Perkuat Stok CBP, Pemerintah Genjot Serapan Beras Petani

02 Feb 2025, 09:48 WIBEditor : Herman

rakor Pangan

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta – Panen raya pada Februari hingga April 2025 menjadi momen krusial bagi pemerintah dalam memperkuat stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Untuk itu, serapan gabah dan beras dari petani akan digenjot guna memastikan ketersediaan pangan tetap terjaga.

Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi menegaskan bahwa berbagai instrumen kebijakan telah disiapkan untuk mengoptimalkan serapan gabah oleh Perum Bulog.

"Dengan target serapan setara 3 juta ton beras, pemerintah telah menetapkan kebijakan harga yang menjadi acuan bagi Bulog. Harga Gabah Kering Panen (GKP) ditetapkan Rp 6.500 per kg untuk melindungi petani sekaligus mendorong percepatan swasembada pangan." ungkap Arief. 

Selain itu, Arief juga mengatakan kualitas beras juga disesuaikan dengan menurunkan derajat sosoh menjadi 95 persen.

Berdasarkan data Bulog yang dihimpun NFA, hingga 30 Januari 2025, realisasi pengadaan beras dari produksi dalam negeri telah mencapai 8.920 ton. Dengan tambahan ini, total stok beras yang dikelola Bulog di seluruh Indonesia kini berada di angka 1,964 juta ton.

Stok Beras Aman

Ketersediaan stok beras yang memadai memungkinkan pemerintah menjaga keseimbangan dari hulu ke hilir. Penyerapan hasil panen yang optimal akan membantu menstabilkan harga di tingkat petani sekaligus mengendalikan inflasi di pasar.

Sepanjang 2024, beras tercatat menyumbang inflasi sebesar 0,10 persen dalam enam bulan. Oleh karena itu, memastikan serapan hasil panen petani menjadi langkah strategis untuk menekan potensi kenaikan harga.

Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras pada Januari 2025 mencapai 1,31 juta ton, meningkat menjadi 2,08 juta ton di Februari, dan melonjak drastis ke 5,20 juta ton di Maret. Tren ini diperkirakan terus berlanjut hingga April dan Mei, seiring dengan puncak panen raya.

Dengan total produksi tiga bulan pertama 2025 yang diperkirakan mencapai 8,59 juta ton, kebutuhan konsumsi nasional sebesar 7,77 juta ton dapat terpenuhi. Bahkan, masih terdapat surplus sekitar 820 ribu ton yang bisa menjadi cadangan tambahan bagi pemerintah.

 

Menko Pangan Zulkifli Hasan menegaskan bahwa Bulog telah dibekali dana besar untuk memastikan serapan gabah berjalan optimal.

"Keuangan Bulog aman, ada Rp 23 triliun, ditambah lagi Rp 16,6 triliun. Dengan dana ini, Bulog mampu membeli 3 juta ton beras sesuai harga yang telah ditetapkan pemerintah. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak menyerap hasil panen petani," tegasnya.

Namun, Zulhas menekankan bahwa Bulog tidak bisa bekerja sendiri. Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk turut serta dalam menyukseskan program ini.

Untuk mempercepat swasembada pangan, pemerintah telah menyiapkan empat regulasi utama, yaitu Instruksi Presiden tentang irigasi, Peraturan Presiden (Perpres) tentang Neraca Komoditas, Perpres terkait penyaluran pupuk bersubsidi, dan Regulasi penyuluhan pertanian.

"Empat regulasi ini adalah fondasi utama swasembada pangan. Semuanya sudah siap, jadi tidak ada alasan lagi untuk menunda percepatan swasembada pangan, sesuai arahan Presiden," tegas Zulhas.

 

Reporter : Echa
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018