Kolaborasi Persiapan Serap Gabah Petani jateng
TABLOIDSINARTANI.COM, Semarang – Upaya penyerapan gabah dan beras hasil panen petani di Jawa Tengah semakin diperkuat. Perum Bulog, bersama Perhimpunan Penggilingan Padi (Perpadi), Dinas Pertanian, dan TNI berkomitmen penuh untuk menyerap produksi petani pada Februari hingga April 2025. Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dalam Rapat Koordinasi Optimalisasi Penyerapan Gabah dan Beras di Graha Oryza Sativa, Semarang beberapa waktu lalu.
Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari rapat terbatas di Kantor Presiden pada 30 Desember 2024. Tujuan utama dari kerja sama ini adalah memastikan hasil panen petani terserap dengan optimal, harga tetap stabil, dan ketersediaan stok pangan nasional terjaga.
Dalam kesepakatan tersebut, Bulog menyatakan siap menyerap setara beras sebanyak 532.479 ton dalam periode Februari–April 2025. Harga pembelian ditetapkan sebesar Rp12.000 per kilogram untuk beras di gudang Bulog dan Rp6.500 per kilogram untuk gabah di tingkat petani.
Seluruh anggota DPC Perpadi di Jawa Tengah juga diwajibkan menyetorkan sebanyak 425.598 ton beras hasil produksi mereka ke Bulog. Sementara itu, Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) serta jajaran TNI melalui Komando Distrik Militer (Kodim) di masing-masing kabupaten/kota akan turut serta dalam pendampingan proses serap gabah dan beras.
Dalam pelaksanaannya, tugas penyerapan ini dibagi ke enam Kantor Cabang Bulog di Jawa Tengah, dengan rincian sebagai berikut:
Bulog Cabang Magelang: 63.175 ton (DPC Perpadi menyetorkan 32.385 ton).
Bulog Cabang Tegal: 99.170 ton (DPC Perpadi menyetorkan 52.662 ton).
Bulog Cabang Banyumas: 86.160 ton (DPC Perpadi menyetorkan 32.806 ton).
Bulog Cabang Surakarta: 96.265 ton (DPC Perpadi menyetorkan 98.749 ton).
Bulog Cabang Semarang: 95.823 ton (DPC Perpadi menyetorkan 136.281 ton).
Bulog Cabang Pati: 91.886 ton (DPC Perpadi menyetorkan 72.715 ton).
Setiap kantor cabang akan memastikan pembelian dilakukan sesuai target dan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan.
Sementara itu Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, menegaskan bahwa Bulog harus mencapai target penyerapan sesuai HPP tanpa mengesampingkan kualitas beras. Ia juga menginstruksikan agar seluruh gudang milik pemerintah di kabupaten dan kota diprioritaskan untuk menyimpan hasil panen petani.
“Kami harapkan petani dapat menghasilkan gabah dan beras berkualitas agar tidak hanya terserap, tetapi juga memiliki nilai jual yang baik,” ujar Nana.
Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kantor Wilayah Jawa Tengah, Sopran Kennedi, menyatakan kesiapan infrastruktur penyimpanan dengan gudang berkapasitas 75.000 ton yang telah tersedia. Jika masih kurang, pihaknya akan menjalin kerja sama dengan TNI, BUMN, dan Dinas Perdagangan untuk menggunakan gudang tambahan dengan sistem sewa atau pinjam pakai.
“Kami akan memastikan setiap gudang yang digunakan sudah melalui proses penilaian kelayakan agar kualitas beras tetap terjaga,” kata Sopran.
Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah juga memastikan bahwa seluruh penyuluh pertanian lapangan (PPL) telah siap mendampingi petani selama musim panen. Bersama Babinsa, mereka akan mengidentifikasi lokasi-lokasi panen agar proses pembelian oleh Bulog dapat dilakukan secara cepat dan efisien.
“PPL dan Babinsa akan segera menginformasikan titik-titik panen kepada Bulog, sehingga proses serapan bisa berlangsung lebih efektif,” ujar seorang perwakilan Distanbun Jateng.
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan penyerapan gabah dan beras petani dapat berjalan lancar, mendukung ketahanan pangan nasional, serta memberikan keuntungan yang lebih baik bagi para petani di Jawa Tengah.