Sabtu, 19 April 2025


Cegah Pemborosan, NFA Serukan Gerakan Selamatkan Pangan

02 Mar 2025, 20:46 WIBEditor : Herman

Plt. Sekretaris Utama NFA, Sarwo Edhy

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Menjelang bulan Ramadan, Badan Pangan Nasional (NFA) semakin gencar menggalakkan upaya penyelamatan pangan. Bersama mitra pentahelix di pusat dan daerah, NFA berkomitmen menekan angka susut dan sisa pangan (SSP) atau food loss and waste, yang selama ini menjadi tantangan besar dalam ketahanan pangan Indonesia.

Plt. Sekretaris Utama NFA, Sarwo Edhy, menekankan pentingnya kolaborasi untuk mencegah pemborosan makanan. “Kita harus bersama-sama mencegah kemubaziran pangan, terlebih sebentar lagi kita memasuki bulan Ramadan.

Ini momentum yang baik bagi semua pihak untuk berkolaborasi dalam menurunkan angka food waste,” ujarnya dalam Konsolidasi Kegiatan Gerakan Selamatkan Pangan 2025 yang digelar secara daring.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan dinas pangan dari 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Sarwo menegaskan bahwa peran pemerintah, baik pusat maupun daerah, sangat strategis dalam mengoordinasikan, menetapkan kebijakan, serta menyosialisasikan gerakan penyelamatan pangan kepada masyarakat.

Angka Pemborosan Meningkat

Sejak diinisiasi pada 2022, Gerakan Selamatkan Pangan terus diperkuat untuk menekan jumlah SSP. Berdasarkan laporan Bappenas (2021), Indonesia menghasilkan 23–48 juta ton limbah pangan setiap tahunnya.

Sementara itu, data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2024 menunjukkan bahwa sampah makanan cenderung meningkat 10–20% selama bulan Ramadan.

Direktur Kewaspadaan Pangan NFA, Nita Yulianis, menilai Ramadan sebagai momen tepat untuk mengedukasi masyarakat tentang penyelamatan pangan.

“Kami ingin melibatkan pemuka agama dalam sosialisasi gerakan ini, sekaligus mendorong aksi berbagi kepada masyarakat yang membutuhkan,” ungkapnya.

Tahun lalu, NFA menginisiasi program Ramadan Ceria Pangan yang menyasar generasi muda, terutama pelajar, sebagai bagian dari kampanye penyelamatan pangan.

“Tahun ini, kami kembali mengajak provinsi dan kabupaten/kota untuk menggencarkan sosialisasi dan aksi nyata melalui program yang sama, bekerja sama dengan mitra pentahelix,” tambahnya.

Sejak 2023, sebanyak 14 provinsi dan 16 kabupaten/kota telah mengeluarkan instruksi atau surat edaran terkait pencegahan SSP. Beberapa daerah bahkan mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk mendukung gerakan ini.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo, Ramdhan Pade, menyoroti permasalahan pemborosan pangan di daerahnya. “Masalah food waste di Gorontalo cukup tinggi, sementara masih banyak masyarakat yang kekurangan pangan. Oleh karena itu, kami menginisiasi program penyelamatan pangan dengan menggandeng mitra swasta,” jelasnya.

Seruan Stop Boros Pangan

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menegaskan bahwa penyelamatan pangan harus menjadi gerakan berkelanjutan.

“Dalam beberapa tahun terakhir, kolaborasi kita dengan para pemangku kepentingan menunjukkan hasil positif dalam menurunkan tingkat food waste. Ini adalah komitmen bersama yang harus terus kita gaungkan,” ujarnya.

Arief pun mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola makanan. “Stop boros pangan! Ini demi ketahanan pangan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang,” pungkasnya.

Dengan upaya bersama antara pemerintah, swasta, komunitas, dan masyarakat, diharapkan Gerakan Selamatkan Pangan dapat semakin efektif dalam mengurangi pemborosan makanan dan meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Reporter : Echa
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018