Kamis, 01 Mei 2025


Stabilkan Harga Saat Ramadhan, Pemprov Jateng Salurkan Subsidi Pangan

11 Mar 2025, 10:46 WIBEditor : Herman

Penyaluran Subsidi Pangan

TABLOIDSINARTANI.CON, SALATIGA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan menjelang Idulfitri dengan menyalurkan subsidi pangan bagi masyarakat. Program ini bertujuan untuk menekan gejolak harga bahan pangan atau volatile food, sekaligus menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi.

Saat memantau penyaluran subsidi pangan di Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Kepala Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Jateng, Ir. Sri Brotorini, menegaskan bahwa subsidi difokuskan pada bahan pangan yang sering mengalami fluktuasi harga, seperti beras, minyak goreng, cabai, dan bawang putih.

Program ini merupakan langkah konkret pemerintah dalam menjaga stabilitas harga, khususnya menjelang Lebaran, di mana harga-harga cenderung naik. "Kami ingin memastikan masyarakat tetap mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," ujarnya.

Dalam konteks ekonomi, volatile food adalah bahan pangan yang harganya mudah naik turun dalam waktu singkat. Beberapa faktor penyebabnya antara lain adalah musim dan cuaca yang dapat menyebabkan panen terganggu, sehingga lonjakan harga terjadi.

"Hujan yang terus-menerus bisa merusak tanaman cabai, menyebabkan produksi berkurang dan harga melonjak" jelas Brotorini.

Selain itu, permintaan dan penawaran yang tidak seimbang, terutama menjelang hari raya, mengakibatkan harga melonjak. Gangguan distribusi akibat bencana alam atau kendala logistik juga dapat memperlambat pasokan ke pasar.

Kebijakan pemerintah seperti subsidi, pajak, dan kebijakan impor turut memengaruhi harga pasar. Nilai tukar mata uang juga berperan dalam fluktuasi harga, terutama bagi bahan pangan yang bergantung pada impor.

Sejak 26 Februari 2025, Dishanpan Jateng bersama Perseroda Jateng Agro Berdikari (JTAB) telah menyalurkan subsidi pangan di berbagai daerah. Hingga 7 Maret 2025, total yang telah disalurkan mencakup 80 ton beras medium, 16 ribu liter minyak goreng, 3 ton bawang putih, dan 1,25 ton cabai rawit merah.

Dengan membawa KTP atau fotokopi KTP, warga bisa membeli beras medium seharga Rp11 ribu per kilogram, minyak goreng Rp14 ribu per liter, dan cabai rawit kemasan 250 gram seharga Rp15 ribu. Setiap warga dibatasi maksimal pembelian 10 kilogram beras dan 2 liter minyak goreng untuk mencegah aksi penimbunan.

Jadwal penyaluran subsidi pangan mencakup berbagai wilayah, antara lain Kabupaten Wonosobo pada 26 Februari, Kabupaten Kendal pada 27 Februari, Kota Surakarta pada 28 Februari, serta Kabupaten Semarang, Pemalang, dan Purworejo pada 6 Maret. Kota Salatiga dan Kabupaten Kendal menerima subsidi pada 7 Maret.

Brotorini menegaskan bahwa subsidi akan terus digulirkan hingga mendekati Lebaran, terutama di daerah dengan tingkat inflasi tinggi. "Jika suatu daerah masih mengalami lonjakan harga, maka akan diberikan subsidi tambahan," jelasnya.

Program ini mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Kasi Kesra Kecamatan Ungaran Timur, Utomo Gunarto, menyebutkan bahwa bantuan ini sangat membantu meringankan beban masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok. "Warga sangat antusias, ini membuktikan bahwa subsidi pangan benar-benar dibutuhkan," katanya.

Hal senada diungkapkan Camat Argomulyo, Agus Wibowo, yang menilai subsidi pangan ini sebagai bentuk nyata kehadiran pemerintah di tengah masyarakat. "Terasa bahwa negara hadir membantu ketika warga khawatir dengan kenaikan harga pangan," ujarnya.

Sedangkan Sekretaris Kecamatan Sidomukti, Haryanto, yang turut memantau penyaluran bantuan bersama Polsek setempat, juga mengungkapkan bahwa antusiasme warga membuktikan betapa besar manfaat program ini. "Kami melihat warga begitu semangat datang dan membeli sembako dengan harga murah. Ini benar-benar membantu," tambah Haryanto.

Warga yang menerima bantuan pun merasa terbantu. Nurlela, seorang warga Ungaran Timur, mengaku bahwa harga bahan pokok memang semakin mahal sejak memasuki Ramadan. "Biasanya, beli beras Rp13 ribu per kilogram, tapi di sini hanya Rp11 ribu. Ini sangat meringankan kami," ungkapnya.

Hal serupa disampaikan Triasih dari Kelurahan Promasan, Irfan dari Wates, dan Anggi dari Tegalrejo, yang mengaku bersyukur bisa mendapatkan sembako dengan harga lebih murah.

Sri Brotorini memastikan bahwa stok pangan di Jateng mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, warga diimbau untuk tidak melakukan aksi panic buying. "Produksi pangan di Jateng lebih dari cukup. Kami memastikan distribusi berjalan dengan baik dan mengimbau masyarakat tetap tenang," tegasnya.

Selain itu, Brotorini juga menyoroti kemungkinan adanya spekulan yang menahan pasokan pangan demi menaikkan harga. Kami mencurigai ada pihak yang memperlambat distribusi agar harga naik. "Namun, kami terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengatasi hal ini," jelasnya.

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018