Sabtu, 19 April 2025


Fokus Desa Stunting Tinggi

13 Mar 2025, 10:19 WIBEditor : Yulianto

Kegiatan P2L di Kabupaten Pemalang

Sebagai bentuk dukungan Pemda, tahun 2024 program P2L mendapat dukungan anggaran non-fisik dan akan terus berlanjut dengan tujuan meningkatkan ketersediaan pangan, aksesibilitas, serta pendapatan masyarakat. Program ini secara khusus menyasar desa-desa dengan kasus stunting tinggi untuk membantu meningkatkan gizi masyarakat.

Sebagai bagian dari program ini, Dinas Pertanian Pemalang memberikan bantuan berupa bibit hortikultura seperti terong, cabai, gambas, kangkung, labu siam, serta sarana pertanian lainnya. Penerima manfaat program ini terdiri dari kelompok tani (Poktan), gabungan kelompok tani (Gapoktan), serta Kelompok Wanita Tani (KWT), yang tahun ini menjadi fokus utama.

Setiap KWT di desa sasaran terdiri dari 20 anggota yang sebelumnya belum pernah menerima bantuan serupa. Mereka telah dibina Dinas Pertanian minimal satu tahun dan memiliki lahan percontohan seluas 400–500 meter persegi di pedesaan, serta 100–200 meter persegi di perkotaan.

“Kami ingin kelompok wanita tani lebih berdaya dan bisa mandiri dalam mengelola pekarangan mereka. Dengan adanya pelatihan dan pendampingan, mereka tidak hanya menanam, tetapi juga memahami cara mengelola hasil panen agar lebih bernilai jual,” ujar Helmi.

Program P2L menurut Helmi, tidak hanya berhenti pada penanaman, tapi juga membangun rumah benih agar masyarakat dapat memproduksi benih sendiri. Dengan adanya rumah benih, diharapkan dalam lima tahun ke depan, tanaman yang ditanam dapat terus menghasilkan benih untuk ditanam kembali. Selain itu, tersedia pula media tanam, pupuk, bahan pengendali hama (OPT), serta peralatan penunjang pertanian.

Dinas Pertanian juga membuat lahan percontohan (demplot) di setiap lokasi KWT seluas 400–500 meter persegi dengan 650 tanaman dalam polybag, serta beberapa tanaman yang ditanam langsung di tanah.  Demplot ini berfungsi sebagai tempat usaha kelompok, di mana hasil panennya dapat dijual. ”Beberapa kelompok telah mengadakan program panen langsung, konsumen bisa memetik sayuran sendiri,” ujarnya.

Selain itu, kegiatan pascapanen juga mulai diperhatikan. Hingga kini, hasil panen dijual secara langsung dengan kemasan menarik, meskipun belum masuk ke tahap pengolahan lebih lanjut. Dengan demikian, masyarakat juga mendapatkan penghasilan tambahan dari usaha di lahan pekarangan.

Reporter : Herman
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018