Kegiatan Harum Madi di Kabupaten Garut
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Banyak cara dari Pemerintah Daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakatnya. Seperti Pemerintah Kabupaten Garut saat dipimpin Rudy Gunawan selama 10 tahun (2014-2024) dengan programnya Harum Madu atau Halaman Rumah Bermanfaat Terpadu. Salah satu bantuan pemerintah kabupaten adalah bibit kentang agar ditanam masyarakat.
Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat selama ini mempunyai kebiasaan menanam di sekitar pekarangan. Dengan kebiasaan tersebut, Pemerintah Daerah akhirnya mengoptimalkan potensi pekarangan untuk ketahanan pangan keluarga. Untuk itu, diperkenalkan Program Harum Madu.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan di tingkat keluarga dengan memanfaatkan lahan pekarangan,” uja Rudy dalam webinar Mandiri Pangan Lewat Pekarangan yang diselenggarakan Tabloid Sinar Tani, Rabu (26/2).
Dalam program ini, Pemkab Garut mendorong masyarakat menanam berbagai tanaman pangan berdasarkan habit seperti cabai, tomat, bawang merah, umbi-umbian, termasuk kentang dan sayuran di halaman rumah.
Program Harum Madu merupakan salah satu upaya Pemda Garut dalam pengendalian inflasi daerah, sehngga mengurangi ketergantungan pada pasokan pangan eksternal. Selain itu juga memenuhi kebutuhan pangan ketika bahan pokok di pasaran mulai mengalami kenaikan harga.
Tujuan lain program ini adalah memanfaatkan ruang yang tidak produktif menjadi lebih bermanfaat dan memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, karena hasil panen bisa dikonsumsi sendiri atau dijual.
“Harapan kami juga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga masyarakat Garut,” kata Rudy yang kini Komisaris Utama PT. Agra Intan Makmur Sejahtera (AIMS), salah satu produsen kentang bersertifikat, varietas Chitra (kentang industi) dan Granola (kentang sayur/konsumsi) berlokasi di Garut.
Dalam program pemenfataan lahan, Pemerintah Daerah dengan dukungan PT AIMS menyiapkan bibit kentang G0, G1dan G2 untuk ditanam masyarakat, baik melalui Program Harum Madu, Upland maupun Closed Loop. Saat ini produksi benih bersertifikat AIMS per tahun di tahun 2025 mencapai 3 juta knol G0 atau setara untuk 100 ha.
Rudy mengatakan, kentang menjadi salah satu komoditas hortikultura yang dimanfaatkan untuk pangan, sebab tidak cepat layu dan harganya relatif stabil. Sebagai wilayah yang berada di dataran tinggi (Upland) dengan luas 50.000 ha, tentunya memerlukan strategi yang melibatkan masyarakat untuk bisa memanfaatkan teknologi dan infrastruktur yang dikelola Dinas Pertanian atau Kementerian Pertanian dan stakeholder lainnya.
“Kita memberikan dukungan bibit berkualitas, sebagai salah satu penentu dari keberhasilan produksi. Jadi bibit berkualitas yang bersertifikat juga harus menjadi political will pemerintahan ke depan,” katanya.