Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman didampingi Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono saat jumpa pers hasil rapat koordinasi LTT, cetak sawah dan optimalisasi lahan
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Pemerintah menargetkan peningkatan signifikan produksi padi nasional tahun 2025. Karena itu, memasuki musim tanam (MT) kedua, kegiatan pertanaman akan dievaluasi harian.
Dalam rapat evaluasi Luas Tambah Tanam (LTT), optimasi lahan (oplah), serta program cetak sawah rakyat (CSR) dan padi gogo di Jakarta, Rabu (9/4), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya pengawasan harian terhadap capaian tanam.
”Pemantauan terhadap LTT harus dilakukan secara harian untuk menjamin tercapainya target swasembada. Kalau mau pangan terpenuhi, harus evaluasi harian, bukan bulanan," tegasnya.
Untuk itu, sudah ditandatangani kontrak kerja pemenuhan target LTT, Oplah, CSR dan Padi Gogo oleh para penanggung jawab wilayah dan dinas pertanian. Hingga Maret, capaian pertanaman meningkat dari 900 ribu hektar (ha) menjadi lebih dari 1,2 juta ha dibandingkan tahun sebelumnya. ”Ini capaian bagus, tetapi tidak boleh lengah," ujar Amran.
Kementerian Pertanian menargetkan LTT minimal mencapai 1,6 juta ha. Untuk itu, ia menganggap pentingnya peran semua pihak dalam menjaga ritme tanam. “Kalau target tidak tercapai, kamu yang jadi target,” katanya merujuk pada para penanggung jawab di lapangan yang harus lengser dari jabatannya jika target tidak tercapai.
Sementara itu Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono juga menekankan pentingnya LTT. Karena menurutnya jumlah hasil produksi sangat ditentukan luas panen. Sedangkan keberhasilan panen sangat ditentukan proses sebelumnya seperti pembibitan dan pembenihan, ketersediaan pupuk, dan irigasi yang memadai.
Karena itu, menurut Mas Dar, evaluasi LTT dilakukan setiap hari dan dilaporkan secara nasional. Dalam satu bulan terakhir, angka harian menunjukkan tren cukup positif.
Dengan strategi tanam yang lebih ketat, pengawasan berlapis, serta dukungan kebijakan dari pusat, pemerintah optimistis produksi beras 2025 akan melebihi capaian tahun lalu, bahkan hasil evaluasi angkat tetap (ATAP) menunjukkan kenaikan sebesar 60%.
BPS juga mencatat produksi beras dalam 4 bulan ditahun ini mencapai 16,5 juta ton, tertinggi dalam satu dekade terakhir.