Sabtu, 26 April 2025


Gubernur Jateng Optimistis Target Produksi Padi 11,8 Juta Ton Tercapai

10 Apr 2025, 11:33 WIBEditor : Herman

Panen padi serentak Jawa Tengah

TABLOIDSINARTANI.COM, SUKOHARJO --- Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyatakan keyakinannya bahwa provinsi yang ia pimpin mampu mencapai target produksi padi sebesar 11,8 juta ton pada tahun 2025.

Optimisme ini ia sampaikan saat menghadiri Panen Raya di Desa Ngombakan, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, Senin (7/4/2025).

Acara tersebut merupakan bagian dari kegiatan Panen Raya Serentak yang digelar di 14 provinsi dan dipusatkan di Sumedang, Jawa Barat, bersama Presiden RI Prabowo Subianto.

"Jawa Tengah adalah lumbung pangan nasional. Sampai April 2025, kita sudah mencapai luas tanam 716 ribu hektare dengan estimasi produksi 4,09 juta ton. Dengan tren ini, target 11,8 juta ton sangat realistis,” ujar Gubernur Luthfi dengan penuh semangat.

Pada 2024 lalu, Jawa Tengah mencatat luas panen sebesar 1,55 juta hektare dengan produksi gabah kering giling (GKG) mencapai hampir 8,9 juta ton—berkontribusi 16,73 persen terhadap produksi nasional, tertinggi kedua setelah Jawa Timur.

Panen raya di Sukoharjo turut dihadiri Bupati Etik Suryani, jajaran Forkopimda, serta sejumlah pejabat daerah lainnya. Usai panen, rombongan mengikuti video conference bersama Presiden Prabowo Subianto.

“Saya ucapkan terima kasih kepada Gubernur Jawa Tengah dan seluruh jajaran. Lanjutkan, karena saya lihat seluruh unsur sudah lengkap, dari panglima hingga pemimpin daerah,” ujar Presiden dalam sambutannya.

Bupati Etik melaporkan bahwa panen tahun ini langsung diserap oleh Bulog dengan harga sesuai HPP, yakni Rp6.500 per kilogram. Ia juga menegaskan bahwa Sukoharjo selalu mengalami surplus beras tiap tahun.

“Pada 2024, luas tanam kami mencapai 42.441 hektare dengan produksi 319.661 ton GKG. Tahun ini potensi luas panen bahkan naik menjadi 60 ribu hektare,” ungkap Etik.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo Bagas Windaryatno menyebut kabupaten ini terpilih menjadi lokasi panen raya nasional karena memiliki tingkat produktivitas padi tertinggi.

“Di lokasi Gapoktan Tani Makmur 2, Kecamatan Polokarto, produktivitas rata-rata mencapai 9,7 ton per hektare. Hari ini saja, luas panen mencapai 300 hektare,” jelas Bagas.

Gubernur Luthfi menegaskan, Jawa Tengah telah menetapkan arah pembangunan jangka panjang sebagai penopang pangan dan industri nasional.

Namun, menurutnya, pencapaian itu tidak bisa dilakukan sendiri.

“Pemprov tidak bisa bekerja sendiri. Butuh kolaborasi dengan semua pihak—Kodam, Polda, Bulog, BPS, hingga para petani. Kita harus jadi petarung swasembada pangan,” tegasnya.

Ia juga menyoroti sejumlah tantangan seperti alih fungsi lahan, perubahan iklim, hama, dan gejolak harga.

Namun, mitigasi telah dilakukan melalui pengendalian harga panen, teknologi pengendalian hama, dan penguatan regulasi perlindungan lahan hijau.

“Kita akan perketat Perda agar sawah tak termakan bangunan. Kita harus jaga lahan tetap subur, produktif, dan tidak terganggu pembangunan yang tidak ramah pangan,” pungkasnya. 

Reporter : Djoko W
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018