Sabtu, 26 April 2025


Sukoharjo Buktikan IP 400 Bukan Lagi Mimpi

11 Apr 2025, 09:37 WIBEditor : Herman

Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi Hadiri Panen Raya Serentak di Sukoharjo

TABLOIDSINARTANI.COM, Sukoharjo --- Desa Ngombakan di Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo, mendadak menjadi pusat perhatian nasional.

Desa yang terletak sekitar 9 kilometer dari pusat Kota Sukoharjo ini terpilih mewakili Jawa Tengah dalam acara Panen Raya Serentak Nasional yang digelar bersamaan di 14 provinsi dan terpusat di Majalengka, Jawa Barat. 

Acara diikuti secara daring Gubernur Jawa Tengah Ahmad Lutfi, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, serta jajaran Forkopimda.

Tak hanya menyimak pidato Presiden secara virtual, para pejabat daerah juga turut turun langsung ke sawah bersama petani, melakukan panen padi, dan menyaksikan aksi penyerapan gabah Bulog.

Pemilihan Sukoharjo sebagai perwakilan Jawa Tengah bukanlah keputusan yang datang tiba-tiba. Kabupaten ini dikenal luas sebagai salah satu daerah dengan capaian tertinggi dalam program swasembada pangan nasional.

Meski secara administratif merupakan kabupaten terkecil kedua di Jawa Tengah, Sukoharjo membuktikan kapasitasnya dengan sederet prestasi di bidang pertanian.

Dengan luas wilayah sekitar 49.161 hektar dan populasi mencapai 932 ribu jiwa, Sukoharjo memiliki sekitar 20.460 hektar lahan sawah yang tersebar di 12 kecamatan.

Lahan tersebut mayoritas merupakan sawah dengan sistem irigasi teknis yang memungkinkan petani menggarap lahan hingga tiga kali dalam setahun.

Namun yang lebih mengagumkan, dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 10.000 hektar lahan berhasil dipanen empat kali dalam setahun melalui program intensifikasi pertanian IP 400.

Keberhasilan ini tak lepas dari ketersediaan air sepanjang tahun yang berasal dari Waduk Gajah Mungkur, Waduk Mulur, dan DAM Colo.

Selain itu, penggunaan varietas padi genjah dan super genjah, penerapan teknologi pertanian modern, serta dukungan penuh dari pemerintah daerah hingga kelompok tani menjadi faktor utama kesuksesan petani Sukoharjo.

Produktivitas rata-rata dari lahan IP 400 di wilayah ini mencapai 73,78 kuintal per hektar. Bahkan di Desa Ngombakan sendiri, kelompok tani Tani Makmur berhasil mencatatkan hasil panen rata-rata hingga 9,7 ton per hektar di lahan seluas 300 hektar.

Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa meski lahan sawah Sukoharjo hanya sekitar 20.514 hektar, namun luas panen tahunannya bisa mencapai lebih dari 53 ribu hektar berkat sistem tanam intensif ini.

Upaya luar biasa ini menepis anggapan lama bahwa panen empat kali setahun adalah bentuk “memaksa alam.” Petani Sukoharjo membuktikan bahwa dengan perencanaan matang, teknologi yang tepat, dan dukungan kelembagaan yang kuat, intensifikasi pertanian bisa dilakukan tanpa merusak kesuburan tanah.

Mereka tetap memperhatikan kesehatan lahan dengan mengembalikan jerami, menambahkan bahan organik, serta memanfaatkan mikroba pengurai tanah.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengungkapkan bahwa kabupaten ini kini menempati posisi kedua secara nasional dalam hal produktivitas padi.

Dalam paparannya di hadapan Gubernur dan jajaran, Bagas menyampaikan bahwa Sukoharjo menargetkan luas tambah tanam padi mencapai 60.255 hektar pada tahun ini, dengan rincian musim tanam pertama seluas 20.547 hektar, musim tanam kedua 19.815 hektar, dan musim tanam ketiga 19.893 hektar.

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018