Panen Perdana Padi Apung di Desa Ampukung
Padi apung ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Indonesia yang memanfaatkan 1.700 unit sterofoam sebagai media tanam di atas air. Varietas unggulan Inpari IR Nutrizinc yang merupakan padi biofortifikasi yang kaya zat besi dan zinc ini dipilih sebagai benih utama.
Hasilnya? Mengagumkan. Dari konversi lahan, tercatat panen mencapai 6 ton per hektar. Angka yang tak hanya membanggakan, tapi juga membuktikan bahwa lahan marginal pun bisa menghasilkan jika dikelola dengan inovasi.
Bupati Tabalong, H. Muhammad Noor Rifani, yang hadir langsung di lokasi panen, tak bisa menyembunyikan rasa bangganya.
“Saya bangga melihat semangat petani Ampukung yang terus berinovasi. Padi apung ini bukan hanya solusi pertanian, tapi juga harapan untuk ketahanan pangan daerah,” ujarnya penuh semangat.
Pemerintah Kabupaten Tabalong pun berkomitmen untuk mengembangkan sistem pertanian apung ini ke wilayah lain. Dukungan teknologi, pembiayaan, hingga penguatan kelembagaan petani disebut akan jadi prioritas.
Dukungan serupa datang dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Imam Subarkah, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel yang hadir mewakili kepala dinas, menyebut bahwa sistem padi apung telah terbukti berhasil di sejumlah daerah sejak 2022.
“Kini giliran Tabalong menunjukkan potensinya,” katanya singkat namun optimis.
Program ini diinisiasi oleh Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan. Deputi Kepala Kantor, A. Donanto H.W., menekankan bahwa keberhasilan ini bukan sekadar soal hasil panen.
“Ini tentang membangun ketahanan pangan dan gizi dari desa. Dengan teknologi yang tepat, petani kita bisa menjawab tantangan iklim dan keterbatasan lahan,” ujar Donanto.
Momentum panen ini juga disaksikan oleh Forkopimda Kelua, Kepala KPPN Tanjung, pejabat Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong, serta perwakilan OJK – menunjukkan betapa pentingnya sinergi lintas sektor dalam membangun sektor riil, khususnya pertanian.
Tak kalah antusias, Rahmani, perwakilan Gapoktan Desa Ampukung, mengaku panen ini menjadi awal dari optimisme baru bagi petani.
“Kami senang dan bangga. Ini pengalaman baru, dan kami yakin bisa dua kali tanam dalam setahun di lahan rawa lebak,” ucapnya.