Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional periode Mei–Juli 2025 turun 1,44 persen dibanding tahun lalu. Apa penyebabnya?
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional periode Mei–Juli 2025 turun 1,44 persen dibanding tahun lalu. Apa penyebabnya?
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional pada periode Mei hingga Juli 2025 akan mengalami penurunan sebesar 1,44 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data yang dirilis BPS, produksi beras pada periode tersebut diperkirakan mencapai 7,75 juta ton, atau lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,86 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa penurunan produksi ini disebabkan oleh penurunan luas panen padi dalam kurun waktu tersebut. “Potensi luas panen padi pada Mei–Juli 2025 diperkirakan hanya mencapai 2,64 juta hektare, atau turun 1,66 persen dibanding periode yang sama tahun 2024,” kata Pudji dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Penurunan luas panen ini otomatis berdampak langsung pada volume produksi padi, sehingga turut menekan jumlah produksi beras untuk konsumsi masyarakat. Selain itu, faktor cuaca dan keterlambatan masa tanam akibat El Niño tahun lalu juga disebut turut memengaruhi kondisi pertanaman padi tahun ini.
Meski demikian, secara kumulatif, produksi beras sepanjang Januari–Juli 2025 justru diperkirakan mengalami peningkatan signifikan. BPS mencatat, produksi beras dalam periode tersebut diperkirakan mencapai 21,76 juta ton, atau meningkat 14,93 persen dibandingkan Januari–Juli 2024 yang hanya mencapai 18,93 juta ton.
“Ini terjadi karena peningkatan yang cukup besar pada periode subround I (Januari–April) 2025, yang mencapai 14,01 juta ton, naik 26,54 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ujar Pudji.
Sementara itu, produksi beras untuk konsumsi masyarakat pada bulan April 2025 juga tercatat mengalami penurunan sebesar 2,68 persen dibandingkan April 2024. Realisasi luas panen pada bulan April 2025 mencapai 1,65 juta hektare, turun dari 1,71 juta hektare pada April tahun sebelumnya.
Penurunan ini turut memengaruhi produksi padi bulan April, yang hanya mencapai 9,09 juta ton gabah kering giling (GKG), lebih rendah dari April 2024.
Kendati produksi pada Mei–Juli diperkirakan menurun, BPS menegaskan bahwa angka tersebut masih bersifat potensi. Artinya, realisasi produksi bisa berubah tergantung kondisi lapangan, termasuk gangguan hama, cuaca ekstrem, dan ketersediaan sarana produksi pertanian.
Dengan melihat tren positif pada awal tahun, pemerintah diharapkan tetap waspada terhadap potensi penurunan pasokan beras di pertengahan tahun. Koordinasi lintas sektor untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan beras nasional pun dinilai krusial guna mengantisipasi lonjakan harga di pasar.
“Penguatan data dan antisipasi kondisi iklim sangat penting agar petani bisa memaksimalkan hasil tanam berikutnya,” tutup Pudji.