Jumat, 13 Juni 2025


11 Ribu Ton Beras Lenyap Sehari, Mentan Curiga Ada Permainan

03 Jun 2025, 14:44 WIBEditor : Herman

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap adanya kejanggalan dalam distribusi beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta. Ia menyebut lonjakan drastis distribusi beras hingga 11.410 ton dalam sehari sebagai anomali yang tidak masuk akal dan berpotensi menjadi bentuk sabotase terhadap program ketahanan pangan nasional.

Penemuan ini disampaikan Mentan Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (3/6). Investigasi dilakukan setelah muncul keluhan dari sejumlah pedagang yang mengeluhkan mulai tersendatnya pasokan beras di pasar.

“Masuk akal nggak? Ini 11 ribu ton keluar dalam satu hari. Satgas Pangan sudah turun, alasannya macam-macam — salah hitung, koreksi. Tapi angkanya tetap mencurigakan,” ujar Amran.

Menurut data resmi Food Station Tjipinang, stok beras selama ini cenderung stabil bahkan meningkat. Sejak 2024, angka stok berkisar antara 30 hingga 40 ribu ton. Memasuki 2025, stok sempat menembus 50 ribu ton. Aktivitas distribusi pun berjalan seimbang, dengan rata-rata sirkulasi harian sekitar 2.000–3.000 ton.

Namun, pada 28 Mei 2025, tercatat lonjakan tak wajar: lebih dari 11 ribu ton beras keluar dalam satu hari. Hal ini langsung memicu perhatian Menteri Amran.

“Saya cek data ketika ada kabar harga beras naik. Sekarang tak ada alasan lagi. Kalau dulu kekurangan stok Bulog bisa jadi penyebab, atau karena belum ada impor. Tapi sekarang stok kita 4 juta ton. SPHP juga sudah dikeluarkan. Kenapa masih naik? Alasannya? Untuk blending — dicampur dengan beras lokal agar bisa dijual lebih mahal,” katanya geram.

Ia menilai, jika ada pihak yang sengaja merekayasa distribusi atau data stok, maka tindakan itu sudah masuk kategori sabotase terhadap upaya pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan.

“Jangan asal klaim stok kurang dan harga naik. Saya buka datanya, ternyata ada anomali. Ini bukan hal sepele. Bisa jadi bentuk sabotase, karena ada kepentingan pribadi. Ini harus diluruskan,” tegasnya.

Amran pun meminta Satuan Tugas Pangan Mabes Polri untuk turun tangan menyelidiki kebenaran data dan alur distribusi beras tersebut. Ia khawatir ada pihak yang bermain di tengah jerih payah petani dan pemerintah dalam menjaga produksi pangan nasional.

“Ini tanda-tanda adanya middleman yang mempermainkan pasar. Kita sudah setengah mati bantu petani berproduksi, jangan ada yang merusak dari tengah,” tambahnya.

Senada dengan itu, Kepala Satgas Pangan, Brigjen Pol Helfi Assegaf, membenarkan bahwa pihaknya tengah melakukan pendalaman terkait data distribusi yang mencurigakan.

 

“Mereka kami tanyai, tapi tidak bisa jelaskan ke mana barang itu keluar. Belum ada jawaban jelas. Kalau terbukti data dimanipulasi, akan kami tindak tegas,” kata Helfi.

Reporter : Rafi
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018