Jakarta - PT Pertani (Persero) menargetkan bisa memproduksi benih tanaman pangan sebanyak 72 ribu ton. Benih yang akan diproduksi yaitu benih padi sebanyak 64 ribu ton, benih jagung 4.000 ton, dan benih kedelai 4.000 ton.
Direktur Produksi PT Pertani Agung Darmawan mengatakan, target produksi benih tahun ini meningkat dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 32 ribu ton. "Tahun lalu produksi benih padi sebanyak 30 ribu ton, benih padi dua ribu ton, dan kedelai 300 ton," kata Agung, Rabu 13 Februari 2013.
Kenaikan target produksi benih ini, kata Agung, seiring dengan meningkatnya permintaan benih di tingkat petani. Sebab itu pula, Pertani juga akan meningkatkan kualitas benih yang diproduksinya untuk membantu peningkatan mutu padi yang dihasilkan petani.
Ia menjelaskan, dari total produksi benih tersebut, sebanyak 90 persen benih padi akan digelontorkan untuk subsidi petani dan hanya 10 persen yang diperuntukkan bagi penjualan komersial. Sedangkan benih jagung dan kedelai seluruhnya memang dikhususkan untuk penjualan komersial.
Total kebutuhan benih nasional, lanjutnya, mencapai 300 ribu ton per tahun, namun di pasar bebas kebutuhan komersialnya hanya 120 ribu ton. "Kami harap pangsa pasar benih Pertani juga ikut naik. Tahun lalu pangsa pasar hanya 30 persen, dan tahun ini diharapkan bisa menjadi 60 persen," ujarnya.
Untuk meningkatkan produksi benihnya, Pertani siap menambah kapasitas produksi di masing-masing pabrik yang dimiliki. Agung optimis, Pertani mampu menaikkan kapasitas produksi menjadi 80 ribu ton per tahun yang dihasilkan dari 28 pabrik milik perusahaan. Pada tahun-tahun sebelumnya, Pertani hanya mampu memproduksi benih separuh dari kapasitas terpasang.
Direktur Pemasaran PT Pertani (Persero) Dedeng Fahroni menambahkan, peningkatan produksi ini sejalan dengan niat perusahaan untuk melebarkan penjualan komersial di pasar premium benih tanaman pangan. Mulai tahun ini, kata Dedeng, Pertani akan mencoba meningkatkan penjualan benih prima ke pasar komersial.
Namun, ia mengungkapkan, tak mudah untuk menjual benih kepada petani secara komersial. "Benih ini kan prinsipnya produk substitusi, artinya petani berpikir masih bisa membuat benih," kata Dedeng.
Meskipun demikian, ia meyakinkan benih yang diproduksi Pertani sudah masuk kategori benih unggul karena menggunakan teknologi dan diversifikasi lain dalam produksinya. Menurutnya, belum semua petani menggunakan benih unggul dan masih banyak yang menggunakan benih tidak berlabel. Artinya ini dianggap peluang bagi Pertani karena kebutuhan benih nasional mencapai 300 ribu ton.
"Karena itu edukasi dan promosi terus kami lakukan. Strategi kami dalam membina dan mengawal petani untuk membiasakan menggunakan benih unggul melalui program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi," ujarnya.
Saat ini, penjualan benih produksi Pertani paling besar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi yang merupakan sentra produksi padi. Untuk harga, benih padi kualitas premium di pasar komersial sekitar Rp 8.000 hingga Rp 10.000 per kilogram dan Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per kilogram untuk pasar non-premium.
"Harga benih padi tergantung harga gabah. Harga benih harus 200 persen diatas harga gabah, tidak boleh dibawah itu," kata dia. Sedangkan harga benih jagung sekitar Rp 35 ribu sampai Rp 40 ribu per kilogram, dan harga benih kedelai Rp 11 ribu hingga Rp 12 ribu per kilogram.
ROSALINA