Jakarta - Tingginya curah hujan di berbagai daerah belum mengancam kelangsungan produksi bahan pangan. �"Sejauh ini produksi masih bisa kami cover," kata Menteri Pertanian Suswono beberapa waktu lalu.
Menurut Suswono, cuaca buruk memang bisa menurunkan kualitas produk pertanian, terutama hortikultura. Sebab, kandungan air yang terlalu tinggi bisa membuat sayur dan buah cepat membusuk. "Tapi ini biasa, asal cuacanya tidak ekstrem benar, saya kira tidak masalah," ucapnya.
Yang mengganggu, menurut Suswono, justru tersendatnya jalur distribusi akibat genangan banjir. Hal ini menyebabkan naiknya ongkos angkut yang oleh para pedagang kemudian dibebankan pada konsumen dengan menaikkan harga di pasar. "Fluktuasi harganya kita pantau, sejauh ini masih wajar," katanya.
Berdasarkan tabel harga sayuran di Pasar Induk Kramat Jati sepanjang Januari, tren kenaikan tertinggi terjadi pada tomat, yakni 4,72 persen, hingga mencapai harga Rp 10 ribu per kilogram. Sedangkan komoditas lain mengalami tren kenaikan harian di bawah 3,2 persen.
Harga cabai rawit, misalnya, masih ada di kisaran Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan cabai merah keriting Rp 21 ribu per kilogram. Harga kol bulat hanya Rp 2.000 per kilogram dan harga kembang kol berkisar Rp 11 ribu per kilogram.
Data dari Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri menyebutkan, tak ada komoditas hortikultura yang jumlah pasokannya menurun drastis selama Januari. Bahkan, komoditas seperti singkong mengalami kenaikan pasokan sebesar 2,65 persen menjadi 51 ton pada Rabu lalu. Pasokan cabai masih normal di kisaran 150 ton per hari. Sedangkan bawang putih sekitar 10 ton per hari.
PINGIT ARIAEditor : Ika Rahayu