Kalimantan Barat – Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, pemerintah mengajak para pengusaha anggota Asosiasi Pengusaha Indonesia
(APINDO) berinvestasi di bidang pangan. Hal ini mengingat masih minimnya pengusaha yang mau berinvestasi pada komoditas tersebut.
Menteri Pertanian, Dr. Ir. Suswono, MMA mengatakan peluang investasi di bidang pangan sangat terbuka mengingat ke depan dunia dihadapkan pada masalah besar yaitu keamanan pangan, sehingga mau tidak mau seluruh negara di dunia berusaha untuk mengamankan sumber pangan mereka masing – masing. Kondisi tersebut tentu dapat menjadi peluang yang menggiurkan terutama karena Indonesia memiliki potensi sumber pangan lokal yang sangat banyak misalnya sagu, umbi – umbian dan jagung, dan apabila dapat dikelola dengan baik maka kegiatan ini menjadi usaha yang menguntungkan
“Tahun 2045 nanti, penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 9 miliar dan seiring dengan hal tersebut maka kebutuhan pangan diperkirakan juga meningkat sekitar 70 hingga 100 persen, ini tentu menjadi pasar yang baik bagi investor di bidang pertanian khususnya pangan,” kata Mentan saat menghadiri Rapat Kerja dan Konsultasi Nasional (Rakerkonas) Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN APINDO) di Kalimantan Barat beberapa waktu lalu.
Diakui Mentan, hingga saat ini pengusaha Indonesia masih enggan melirik investasi di bidang pangan dan lebih tertarik berinvestasi di bidang perkebunan yang memiliki tingkat keuntungan menggiurkan. “Selain pangan pokok, kita ini sebenarnya pemakan tempe, tapi sayangnya kita masih impor kedelai. Selain itu untuk
beberapa produk pangan kita juga impor jadi. Padahal, kalau kita bisa produksi dalam negeri, kenapa harus impor?, ini salah satunya karena pengusaha tidak banyak yang berinvestasi di bidang pangan, lebih banyak di bidang perkebunan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua APINDO, Sofyan Wanandi menyambut baik tantangan investasi di bidang pertanian yang disampaikan Mentan dan ke depan, diharapakan Indonesia menjadi pusat pangan dunia. “Saya menginginkan masyarakat, pengusaha, dan pemerintah dapat bekerjasama sehingga iklim investasi khususnya di bidang pertanian dapat semakin baik,” katanya.
Dilanjutkan Sofyan, dampak krisis Eopa, Amerika termasuk China dan Indonesia terasa pada menurunnya harga komoditas mulai dari kelapa sawit, batubara baik dari jumlah maupun harga. Oleh karena itu, peluang investasi dari dalam negeri harus bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
Editor : Redaktur