Meski sebagian masyarakat tengah merayakan libur Lebaran, namun kegiatan penyerapan gabah petani (sergap) tetap bergulir, terutama di sentra produksi Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Sumarjo Gatot Irianto beberapa waktu turun ke lapangan memantau langsung kondisi produksi padi dan serapan gabah petani. Hasilnya, stok gabah di dua provinsi yang tengah berlangsung Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) itu cukup melimpah.
Gatot mengungkapkan, saat ini luas lahan padi yang siap panen di dua provinsi tersebut mencapai 564.326 ha dari luas panen nasional 1,77 juta ha. Dari potensi luasan panen tersebut diperkirakan akan menghasilkan 2,9 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau setara dengan 1.841.102 ton beras.
Jika dihitung secara nasional, maka jumlah GKG pada Juni ini akan diperoleh 9.190.230 ton (9,1 juta ton) GKG setara dengan 5.765.951 ton beras. Jumlah ini menunjukkan produksi padi nasional surplus 3.113.014 juta ton dari kebutuhan beras nasional sebesar 2.652.937 ton beras.
Berdasarkan data panen dan serapan gabah tersebut, Gatot optimis cadangan beras nasional bukan menjadi masalah lagi. Pasalnya stok cukup dan membuktikan kevalidan data produksi Kementerian Pertanian.
Gatot menyebutkan, selain memantau langsung panen, pihaknya menggandeng beberapa pihak seperti Bulog, Mitra Bulog, TNI, Dinas Pertanian Kabupaten untuk terlibat dalam serap gabah petani (Sergap). Hal ini menjadi agenda penting karena panen gadu Juni-Agustus kali ini kualitas gabahnya sangat baik dengan kadar airnya cukup rendah. Apalagi, tidak ada serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) sehingga menghasilkan gabah dan beras kualitas premium. “Sergap yang maksimal pada panen gadu ini diharapkan mencapai 1 juta ton guna memenuhi semua gudang Bulog di Jatim dan Jateng,” tegasnya.
Pada kunjungan ini, Gatot juga meminta petani yang sudah panen untuk mengolah tanah langsung sehingga bisa ditanami padi lagi. Hal ini mengingat curah hujan yang masih cukup banyak pada musim tanam kedua ini. “Petani disarankan tidak menunggu lama-lama karena kita berpacu dengan waktu, jika tanam terlalu lama bukan tidak mungkin akan terjadi gagal panen karena menjelang musim kemarau tiba,” ujarnya.
Sementara itu mantan Aster KASAD dan Pangdam Wirabuana, Mayjen TNI Purn Bachtiar sepakat untuk memaksimalkan serapan gabah dan beras pada musim gadu Juni - Juli dan Agustus. Menurutnya, Sergap sangat penting untuk stabilisasi harga dan pasokan pangan nasional. “Kebijakan Mentan mensinergikan Kementan, TNI dan Bulog serta pemerintah provinsi dan kabupaten tersebut perlu diapresiasi,” tegasnya.
Di wilayah Bojonegoro, Jawa Timur, koordinator Tim Sergap yang diwakili Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Benny Rachman melakukan koordinasi dengan Perum Bulog Subdivre Bojonegoro, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Kepala Balai Pengkajian dan Pengolahan Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Bojonegoro, Ketua Perpadi Bojonegoro, serta Komandan Kodim 0813 Bojonegoro.
Koordinasi tersebut dalam upaya pemecahan terkait permasalahan capaian serapan gabah/beras yang masih rendah. Hingga kini baru mencapai sekitar 35% dari target tahun 2018 sebesar 76,3 ribu ton setara beras. Koordinasi tersebut menyepakati untuk bersama-sama sinergi meningkatkan serapan gabah/beras Perum Bulog. Yakni, dengan terjun langsung ke petani atau mitra-mitra penggilingan mengingat saat ini di wilayah Kabupaten Bojonegoro masih banyak panen padi.
“Melalui sinergi dan koordinasi yang kami lakukan, insha Allah serapan gabah Bulog akan meningkat. Hal ini sangat penting untuk mengisi cadangan beras pemerintah," ujar Benny.
Pengisian CBP
Sementara itu saat liburan Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP), Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi juga melakukan pemantauan program sergap di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dalam kesempatan ini Agung mengakui, keberadaan Tim Sergap sangat penting dalam mendukung kedaulatan pangan, utamanya dalam pemenuhan cadangan beras pemerintah (CBP).
Menurut Agung, poin penting dari Sergap ialah adanya kesamaan pemahaman bahwa CBP harus diamankan. Karena itu perlu akselerasi pengadaan gabah/beras Bulog untuk memenuhi CBP. Target Sergap DIY pada Juni 2018 sebesar 5.075 ton (setara beras) dengan target harian sebesar 169 ton.
“Realisasi sampai kini baru mencapai 1.683 ton atau 33%, sehingga kerja sama kemitraan perlu diperluas dengan para stakeholder. Sedangkan target Sergap DIY 2018 sebanyak 140 ribu ton,” ungkapnya. Agung menilai, pengisian CBP sangat penting untuk memperkokoh ketahanan pangan nasional, sehingga upaya pengisian CBP perlu terus dipercepat.
Bulog juga berkomitmen meningkatkan terus serapan gabah mempercepat pencapaian target sergap dan melakukan berbagai terobosan. “Kami telah melaksanakan perluasan kerjasama dan memudahkan persyaratan menjadi pemasok Bulog. Kontrak tidak ada batasan lagi, sesuai keinginan pemasok dan telah dibuat lebih fleksibel,” kata Kasubdivre Surakarta, Titov Agus Sabelia.
Hingga kini pengadaan gabah/beras Subdivre Surakarta sudah mencapai 43% dari target atau tertinggi di Jateng. Sedangkan target sergap di Jawa Tengah dari Januari-Agustus 2018 sebesar 362.955 ton. Untuk mencapai target tersebut, setiap hari harus ada pengadaan sebanyak 2.591 ton. Beberapa Kabupaten seperti Grobogan, Pati, Demak potensi panen masih cukup tinggi, sehingga peluang menambah CBP masih sangat terbuka. Yul/Ditjen PSP