Adanya Bioindustri Padi Terpadu, Peluang produk turunan padi semakin terbuka
TABLOIDSINARTANI.COM, Banyuasin --- Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah mengembangkan kawasan bioindustri padi di bebera daerah. Menariknya, peluang bisa dihasilkan dari pengolahan aneka produk turunan padi.
Bioindustri Padi Terpadu menurut Kepala Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian Prof. Risfaheri tidak hanya meningkatkan penjualan beras melalui peningkatan rendemen giling dan kualitas beras.
Kedepannya, aneka olahan hasil samping dari penggiling padi, seperti sekam, bekatul dan lain sebagainya bisa menjadi peluang lain yang bisa menguntungkan petani.
"Untuk sekam sendiri dapat digunakan sebagai energi pemanas pengeringan gabah," katanya ketika ditemui usai peresmian bioindustri padi terpadu di Desa Telang Rejo, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
Bahkan abu sekamnya sendiri dapat diolah menjadi Pupuk Biosilika Cair sebagai pupuk mikro tanaman padi maupun tanaman lainnya seperti bawang merah dan lain sebagainya, yang dapat menambah produktivitas tanaman. "Paling tidak 1 ton/ha untuk tanaman padi," ungkapnya.
Selanjutnya silika dari abu sekam dibutuhkan oleh industri berbasis karet, asap pembakaran sekam dapat ditangkap menjadi asap cair yang dapat digunakan sebagai bahan penggumpal (koagulan) latek, bahan pengawet makanan (biopreservatif) maupun sebagai biopestisida.
Kemudian Bekatul, juga bisa diolah menjadi aneka olahan produk pangan sehat berserat tinggi, seperti kukis dan geplak bekatul, susu bekatul, sereal dan susu bekatul, roti, minyak bekatul dan masih banyak lagi ragam olahan bekatul.
Arahan Presiden
Lebih lanjut, Prof Risfaheri menambahkan bahwa Bioindustri padi terpadu ini sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, beberapa waktu yang lalu, meminta petani tidak menjual produksi padinya dalam bentuk gabah kering panen (GKP).
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Kementan melalui Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen), bekerjasama dengan industri produsen mesin-mesin penggilingan padi produksi dalam negeri (PT. Cimoni) dan Pemerintah Kabupaten Banyuasin.
Balai Besar Litbang Pascapanen memberikan bantuan satu set konfigurasi Auto-Pneumatic System Rice Milling Unit (AP-RMU) berkapasitas 1,5 ton/jam.
Dua unit mesin pengering gabah berbahan bakar pemanas sekam masing-masing berkapasitas 6 ton/muat, satu set proses produksi Pupuk Biosilika Cair, satu set proses produksi asap cair dari pembakaran sekam, dan satu set proses pengolahan bekatul.
Hadir dalam peresmian bioindustri padi terpadu, Penanggung jawab upsus Pajale Sumsel Momon Rusmono, Ketua DPRD Banyuasin Irian Setiawan, Kapolres Banyuasin, hingga Kadis Pertanian Banyuasin Syamsul Bahri.