Penyukuh pertanian
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Bukan hanya falsafah penyuluhan yang penyuluh wajib ketahui, tapi juga prinsip dasar dalam penyuluhan. Dengan mengetahui prinsip tersebut dapat menjadi landasan dalam penyuluhan.
Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani), Mulyono Machmur mengatakan, selain falsafah penyuluhan, penyuluh juga wajib faham prinsip dasar penyuluhan. Setidaknya ada 12 prinsip dasar yang perlu diketahui penyuluh pertanian.
Pertama, adanya minat dan kebutuhan petani. Artinya penyuluhan pertanian akan efektif jika selalu mengacu kepada minat dan kebutuhan petani. Kedua, membangun organisasi masyarakat. Artinya penyuluhan pertanian akan efektif jika mampu melibatkan dan menumbuhkembangkan organisasi petani.
Ketiga, adanya keragaman budaya. Artinya penyuluhan pertanian harus memperhatikan keragaman budaya masyarakat. Keempat, perubahan budaya. Setiap kegiatan penyuluhan mengakibatkan perubahan budaya.
Karena itu, kegiatan penyuluhan harus dilakukan secara bijak dan hati-hati agar perubahan budaya tidak menimbulkan kejutan-kejutan budaya. “Kita harus memperhatikan budaya setempat. Seperti Walisongo saat menyampaikan ajaran Islam,” katanya.
Kelima, lanjut Mulyono, kerjasama partisipatif. Artinya penyuluhan pertanian akan efektif jika mampu menggerakkan program-program penyuluhan yang telah dirancang. “Memadukan program pemerintah yang top down dengan aspirasi petani yang bottom up, ini sangat demokratis. Jadi harusnya memang programa itu memadukan aspirasi petani dan kebijakan pemerintah,” katanya.
Keenam, demokrasi dalam menerapkan ilmu. Artinya dalam penyuluhan harus memberikan kesempatan kepada petani untuk menawarkan setiap ilmu alternatif yang ingin diterapkan. “Seorang penyuluh tidak bisa memaksakan kehendak ke petani. Petani lah yang mengambil keputusan,” katanya.
Ketujuh, belajar sambil bekerja. Penyuluh bisa belajar dari pengalaman tentang segala sesuatu yang dikerjakan. Kedelapan, menggunakan metode penyuluhan yang sesuai. Dengan target grup, sehingga setiap kriteria petani harus beda pendekatannya.
Ada empat tipe petani yakni petani peniru yakni petani mengerjakan setelah melihat petani lainnya. Petani penggugu yakni petani yang mendengar apa kata penyuluh. Ini tingkatannya lebih tinggi. Kemudian, petani pemburu yaitu, petani yang selalu memburu inovasi. Terakhir, petani pengempu yaitu petani yang bisa mengajak petani lainnya untuk lebih maju.
Dengan klasfikasi yang berbeda tersebut, menurut Mulyono, penyuluh tidak bisa gebyah-uyah dengan membuat demplot yang sama. Penyuluhan itu harus menggunakan metode andragogi yakni, pendidikan orang dewasa yakni dengan menginventarisir masalah petani. “Jadi ketika berhadapan dengan petani yang orang dewasa, penyuluh harus mampu mengeluarkan isi di kepala petani dan memasukkan informasi baru,” tuturnya.
Kesembilan, kepemimpinan. Artinya penyuluh pertanian harus mampu mengembangkan kepemimpinan petani. Penyuluh wajib mengetahui leadership agar bisa menumbuhkan petani pemimpin yang nantinya menjadi penggerak. “Kalau penyuluh tidak paham leadership, bagaimana menumbuhkan petani yang pemimpin,” katanya.
Kesepuluh, spesialisasi yang terlatih. Artinya penyuluh pertanian harus benar-benar orang yang telah memperoleh latihan khusus tentang segala sesuatu yang sesuai fungsi sebagai penyuluh. “Jadi ke depan, penyuluh harus politalent, tapi terspesialis,” ujarnya.
Kesebelas, segenap keluarga. Artinya penyuluh pertanian harus memperhatikan keluarga sebagai kesatuan unit sosial. Jadi tidak hanya petani bapaknya. Sebab kadang keputusan dalam berusaha tani juga berasal istrinya, sehingga perlu disepakati bersama suami-istri.
Keduabelas, kepuasan. Artinya penyuluh pertanian harus mampu mewujudkan tercapainya kepuasan petani. Penyuluh harus bisa memberikan pelayanan prima kepada petani.
“Keduabelas prinsip-prinsip dasar penyuluhan pertanian dapat dijadikan landasan pelaksanaan kegiatan penyuluh pertanian menuju kepada penyuluh profesional,” tuturnya. Untuk itu, penyuluh juga harus profesional. Penyuluh mempunyai kompetensi sosiologi, kompetensi metodologis dan kompetensi substansi.