Cekaman penyakit yang menyerang ternak, terutama pada sapi dan kerbau bisa menjadi ancaman target pemerintah untuk menggapai swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK) 2014. Salah satu ancaman penyakit ternak yang berpotensi menjadi ancaman program tersebut adalah surra.
Surra adalah penyakit yang disebabkan protozoa darah, Trypanosoma evansi. Penyakit ini terkait erat dengan lalu lintas ternak, baik nasional maupun internasional. Salah satu contohnya adalah masuknya surra di Pulau Sumba pada tahun 2010 akibat masuknya ternak yang terinfeksi Trypanosoma evansi ke wilayah tersebut.
Dalam waktu relatif cepat ribuan ternak mati. Bahkan sampai diumumkan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Mahalnya obat surra dan patogenitas yang cukup tinggi dan banyak hewan yang menjadi reservoir, serta sulitnya pemberantasan vektor menjadi keluhan peternak. Kerugian akibat serangan penyakit tersebut mencapai ratusan miliar rupiah.
Sekretaris Badan Litbang Pertanian, Prama Yufdi mengatakan, dengan kejadian serangan tersebut Menteri Pertanian kembali menetapkan surra sebagai salah satu penyakit hewan menular strategis (PHMS). Keputusan tersebut ditetapkan Menteri Pertanian No. 4026/Kpts./OT. 140/3/2013.
Bahkan Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE) juga mencantumkan surra dalam daftar ”B”. Yakni, penyakit menular yang mempunyai dampak sosial ekonomi atau mempunyai nilai kepentingan kesehatan dalam suatu negara. Selain itu berdampak nyata dalam perdagangan internasional, terkait dengan produk-produk asal hewan.
Kasus Terakhir
Setelah surra diumumkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) di Pulau Sumba dan Kabupaten Dharmasraya-Sumatera Barat pada tahun 2012. Awal tahun 2014, kasus surra terjadi di beberapa kabupaten di Provinsi Banten. Kejadian tersebut mengakibatkan kematian puluhan kerbau, baik kerbau lokal maupun kerbau bantuan pemerintah.
Hasil analisis terhadap vektor lalat penghisap darah (haematophagous flies) menunjukkan hasil positif yang mengindikasikan adanya ancaman penyebaran penyakit surra lebih meluas. Awal kasus surra di Provinsi Banten itu masih menjadi tanda tanya apakah berasal dari daerah pemasok (Jawa Tengah) atau T. evansi telah ada di daerah tersebut.
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Ahmad Soim