TABLOIDSINARTANI.COM, Kendari---Hari Pangan Sedunia (HPS) menjadi momen bangsa Indonesia memperkuat ketahanan pangan nasional. Pada gelar HPS ke-39 di Sulawesi Tenggara, pada 2-5 November mendatang akan ditampilkan berbagai ragam teknologi.
Peringatan HPS yang berlangsung di dua lokasi yakni Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan selain menjadi momentum mengembalikan kejayaan kakao dan kebangkitan sagu, juga sebagai ajang memperkenalkan teknologi pertanian terkini. Salah satu yang akan ditunjukkan ke petani adalah teknologi irigasi berbasis 4.0, khususnya menggunakan aplikasi dan remote control.
“Di Desa Puu Dambu ini ada sumber mata air yang meskipun kemarau dan debit kecil ternyata masih ada air. Mata air ini bisa ditampung dan dialirkan ke lahan-lahan pertanian melalui pompa yang terintegrasi dalam sistem aplikasi menggunakan handphone. On-off nya bisa dari jarak jauh," tutur Ketua Pelaksana HPS ke 39, Prihasto Setyanto.
Menariknya, teknologi irigasi ini dilengkapi dengan timer, sehingga pengisian dan pendistribusian air ke lahan-lahan pertanian sekitar lebih tepat secara volume dan tepat waktu. "Alat karya bangsa ini, Balitbangtan yang desain sendiri, diujicobakan disini untuk HPS ke 39," tuturnya.
Prihasto mengakui, teknologi irigasi ini menjadi inovasi yang membanggakan dan menjadi solusi saat kemarau panjang seperti sekarang. Apalagi Tahun 2019 ini, menurut prakiraan BMKG merupakan kemarau ekstrim, sehingga dibutuhkan inovasi teknologi yang mampu mengoptimalkan air.
Sementara itu Peneliti Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi, Kurmen Sudarman mengatakan, untuk perkebunan Balitklimat telah memiliki inovasi Big Gun Sprinkle dengan memanfaatkan air tanah dalam. Teknologi ini terdiri dari beberapa komponen diantaranya pompa air tanah dalam, bak penampung, jaringan irigasi, kolam penampung, pompa, dan big gun sprinkle.
Air tanah dalam yang dipompa ditampung dalam bak penampung, kemudian secara gravitas didistribusikan ke kolam penampung yang tersebar di lahan pertanian, kemudian untuk teknik penyiraman digunakan pompa dan big gun sprinkle.
Dengan teknik irigasi/penyiraman menggunakan big gun sprinkle ini, satu posisi big gun sprinkle dapat mengairi kurang lebih 2000 meter persegi. Dengan begitu untuk 1 ha lahan pertanian hanya diperlukan pemindahan posisi big gun sprinkle kurang lebih sebanyak lima kali.
“Setelah dikaji, penerapan teknologi ini dapat menghemat air, tenaga, dan bahan bakar menjadi lebih efisien dibandingkan dengan cara konvensional,” katanya