Selasa, 17 Juni 2025


  Mengekstrak Daun Kirinyuh untuk Kendalikan Ulat Grayak  

07 Apr 2020, 15:04 WIBEditor : Ahmad Soim

Daun Kirinyuh

 

 

TABLOIDSINARTANI.COM - Salah satu hama yang kerap kali mengganggu pertumbuhan tanaman adalah ulat grayak (Spodoptera Litura F ). Hama serangga ini sulit dikendalikan,  perkembangbiakannya cepat serta mempunyai kisaran inang yang luas.

Ulat grayak   dapat menyerang berbagai jenis tanaman baik tanaman pangan maupun hortikultura dan hama ini tersebar luas di daerah beriklim panas dan lembab dari subtropis  sampai tropis.

Sebagai alternative untuk mengendalikan ulat grayak bisa digunakan pestisida nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, salah satunya adalah tanaman yang banyak tumbuh di lapangan  yakni tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata L ).   Daun tanaman Kirinyuh mengandung Pryrrolidzine alkaloids yang bersifat racun bagi serangga.

 Tumbuhan Kirinyuh (Chromolaena odorata L) dalam bahasa Inggris  disebut Siam weed. Tumbuhan  ini merupakan pesaing agresif  dan memiliki efek allelopati yang dapat menyebabkan keracunan bahkan kematian ternak serta dapat menimbulkan bahaya kebakaran.  Kandungan racun dalam tumbuhan Kirinyuh bisa  dibuat ekstraksi sebagai bahan baku pestisida nabati untuk mengatasi ulat Grayak (Spodoptera Litura F). Di antaranya  bisa diaplikasikan untuk tanaman sayuran Sawi hijau/Pakcoy.

 

Pakcoy ditanam dengan media tanam  polybag yang diisi dengan campuran tanah dengan arang sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Penanamannya menggunakan benih tanaman yang telah berumur selama 7 hari/berdaun3-5 helai, kemudian dipindahkan ke dalam polybag yang sudah disiapkan. Kemudian dilakukan penyiraman 2 kali sehari, yaitu setiap pagi (07.00) dan sore (17.00). Perlakuan penggunaan ekstrat daun kirinyuh ini dimulai saat tanaman sawi hijau/pakcoy berumur 30 hari.

 

Pembuatan Ekstraks Daun Kirinyuh

Daun Kirinyuh yang dipilih sebagai bahan ekstraksi adalah daun yang sehat, dari segi fisik tidak rusak atau bebas dari serangan hama, memiliki warna daun hijau tua pekat. Daun Kirinyuh yang digunakan adalah daun yang tidak muda atau tidak terlalu tua.

Pemilihan daun kirinyuh untuk ekstraksi dilakukan dengan cara memilih daun Kirinyuh pada lembar ke 4-6 dari pucuk. Daun Kirinyuh sebanyak 1000 gram dicuci bersih kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan hingga kadar air mencapai 10% atau dapat hancur ketika diremas (Diniatik dkk, 2016) dan dipotong kecil-kecil.

Potongan daun kirinyuh kemudian dihaluskan dengan menggunakan blender kemudian disimpan diwadah yang tertutup rapat. Menurut Syah dan Kristanti (2016) daun kirinyuh yang telah halus diekstrak dengan menggunakan pelarut etanol 70?ngan perbandingan 1: 5 (10 gram serbuk dengan 50 ml etanol) sampai semua metabolit terekstraksi.

Cara ekstraksi dilakukan dengan cara merendam daun kirinyuh yang telah halus selama 1, 3, 5, 7 dan 9 hari dan dilakukan pengadukan sebanyak 2 kali dalam selang waktu 12 jam (Dewi dkk, 2016). Setelah dilakukan perendaman, kemudian disaring menggunakan corong buchener dan diuapkan dengan rotary vacum evaporator. Penggunaan alat Rotary vacum evaporator ini bertujuan untuk mengentalkan ekstrak pada tekanan rendah dan temperatur 40°C sehingga diperoleh ekstrak kental etanol. Ektrak murni yang telah dihasilkan dapat disimpan di lemari pendingin sampai digunakan untuk proses pengujian.

 

Aplikasi

Aplikasi daun Kirinyuh untuk mengatasi serangan ulat grayak pada Pakcoy dilakukan dengan menyiapkan  beberapa konsentrasi ekstak daun kirinyuh yaitu 15 – 40 persen serta kontrol (tanpa perlakuan).  

Hasil yang diperoleh dalam aplikasi ini:  :   Semakin lama bahan direndam semakin tinggi rendemen yang dihasilkan karena kesempatan bersentuhan antara bahan dengan pelarut semakin besar.  Mortalitas/Kematian ulat grayak cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah kandungan ekstrak daun kirinyu (Chromolaena Odorata L.).

 

Penulis: Ir. I Putu Karyana, MMA - Penyuluh Pertanian Madya, Dinas Pertanian dan Katahanan Pangan Provinsi Bali

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018