TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Naik turunnya harga cabai sebenarnya bisa disiasati dengan menanam cabai diluar musim (off season). Tentunya dengan inovasi teknologi sedikit berbeda dari pertanaman biasanya, salah satunya dengan menggunakan rain shelter.
"Menanam cabai di musim penghujan ini serangan OPT-nya (Organisme Penganggu Tumbuhan) jauh lebih dahsyat dibandingkan musim kemarau. Sehingga terdapat peningkatan biaya pengendalian OPT sebesar 25-40 persen, dibandingkan musim kemarau," beber Peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang, Bagus Kukuh Udiarto.
Agar petani dapat menanam cabai di musim penghujan, diperlukan inovasi teknologi. Sejauh ini inovasi teknologi yang direkomendasikan selain varietas, penggunaan rain shelter menjadi hal yang harus dilakukan ketika menanam di musim penghujan. Di beberapa negara penghasil sayuran, seperti Taiwan, India, Filipina, Malaysia, Hawaii, dan Zambia budidaya sayuran di luar musim dilakukan
Dengan menggunakan rain shelter ini, petani dapat menekan serangan OPT, sehingga meminimalisir penggunaan pestisida serta menekan kehilangan hasil. Dengan demikian provitasnya meningkat. Dan tsntu saja pendapatan petani meningkat dan supply aman.
Dari hasil penelitian, serangan OPT berkurang antara 33,56 hingga 75 persen dan penggunaan pestisida berkurang sebesar 50 persen dibandingkan yang tidak menggunakan (lahan terbuka). Selain itu, rain shelter juga berperan dalam mengurangi tingkat cekaman lingkungan terhadap tanaman karena asupan cahaya yang berlebih melemahkan tanaman sehingga mudah terserang hama dan patogen tanaman.
Bentuk rain shelter ini ada dua tipe, yakni bentuk melengkung dan bentuk datar. Tetapi keduanya sama, terbuat dari bambu/besi dan atapnya terbuat dari plastik bening. Bagus menceritakan untuk rain shelter yang berbentuk melengkung (atapnya) tinggi penyangga sekitar 2 meter dengan jarak antar penyangga 6 meter untuk empat bedengan dan sudut atapnya adalah 180 derajat. Sedangkan untuk yang atap datar perbedaannya hanya di sudut atapnya saja, yakni 30 derajat.
Sejauh ini berdasarkan hasil penelitian, rain shelter yang berbentuk melengkung (atapnya) yang paling baik. Terutama dipasang pada saat mulai berbunga, yakni terjadi peningkatan provitas 44,82 persen atau sekitar 21 ribu ton per hektar.
Mengenai bahan rangka rain shelter, Bagus menuturkan petani bisa menggunakan bambu atau besi sesuai keinginan. Ada kekurangan ada kelebihannya. Rangka bambu tentu harganya murah, tetapi kurang tahan lama, sedangkan dari besi harganya jauh lebih mahal tetapi lebih tahan lama. Jadi silahkan memilih dengan bijak dan disesuaikan dengan budget yang ada agar tidak memberatkan.