Rabu, 11 Desember 2024


Satu Tahun Penelitian Eucaliptus, Bersama Melawan COVID 19

05 Mei 2021, 16:31 WIBEditor : Gesha

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balitbangtan, Fadjry Djufry | Sumber Foto:Humas Balitbangtan

TABLOIDSINARTANI.COM,Bogor --- Tak terasa sudah 1 tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian melakukan penelitian dan menghasilkan produk eucaliptus. Hal ini membuktikan sektor pertanian bergerak bersama melawan COVID 19.

Diawali dengan tersebarnya virus Corona (Sars CoV) di Indonesia pada awal tahun 2020 dan terus menyebar di seluruh dunia menjadi pandemi global, Kementerian Pertanian yang dipimpin Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengarahkan peneliti-peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) untuk menggali potensi tanaman obat dalam negeri guna melawan serangan COVID 19.

"Awalnya kami uji tanaman herbal dalam negeri, ada 60 tanaman herbal mulai dari empon empon seperti kunyit jahe, kita ada Balitro yang punya koleksi Nutfah aneka tanaman obat," cerita Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry saat Talk Show Satu Tahun Penelitian Eucaliptus Balitbangtan, Rabu (05/05).

Dari 60 tanaman obat yang diyakini secara teoritis dan pengalaman, minyak Atsiri dari eucalyptus secara skala laboratorium mampu menghambat pertumbuhan virus Corona. "Di dunia ada 700 jenis yang dikenal, di Indonesia ada Eucaliptus  minyak kayu putih dan Balitro koleksi beberapa species Eucaliptus," tambahnya.

Dengan penelitian awal selama dua bulan tersebut, Balitbangtan memberanikan diri membuat produk eucalyptus sebagai terapi penderita COVID. "Kita lakukan uji lab guna menguji varian virus corona melalui Balitvet yang sudah memiliki 4 model Corona, sars covid sekarang termasuk Beta Corona. Hasilnya, pertumbuhan virus Corona bisa terhambat dengan adanya minyak Atsiri dari eucaliptus," bebernya.

Berbekal hasil penelitian akhirnya Balitbangtan melaunching bersamaan dengan peluncuran  lisensinya oleh Cap Lang dengan produk inhaler, roll on dan kalung Eucaliptus untuk masyarakat. "Roll on inhaler dan kalung Eucaliptus kita dapatkan uji BPOM dengan klas jamu, kita akan menuju ke Fitofarmaka," jelasnya.

Kini, Balitbangtan terus melakukan pengujian pra klinis dan klinis dengan Universitas Hassanudin dan BPOM. "Kita tengah upayakan pengujian hewan coba yang awalnya terkendala alat uji Atsiri (favour) pada hewan uji coba (mencit). Kita ciptakan alat oleh BB Mektan untuk pengujian minyak Atsiri dan akan kita patenkan," tambahnya.

Melihat kemajuan peneliti-peneliti Balitbangtan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengapresiasi. "Kementan mengapresiasi ada produk anak negeri dan menggunakan bahan dalam negeri, sebagai ajuan terapi Covid 19," tegasnya seperti ditirukan Fadjry Djufry.

Bahkan Mentan SYL terus mendorong dan memberikan semangat untuk semua peneliti dan diharapkan produk eucaliptus bisa menjadi produk kebanggaan. "Kita akan terus berperang melawan COVID 19. Kita berharap dukungan semua pihak bisa menjadi tindakan preventif perkembangan covid 19," tuntasnya.

Reporter : Nattasya
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018