Inhouse training untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang menangani pelayanan pendaftaran dan pelepasan varietas tanaman.
TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor---Perkembangan teknologi dan dampak perubahan iklim global menjadi tantangan bagi pemulia tanaman untuk dapat merakit varietas unggul yang toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik. Untuk itu, bioteknologi menjadi sebuah jawaban.
Pusat PVTPP kembali menyelenggarakan kegiatan inhouse training untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia yang menangani pelayanan pendaftaran dan pelepasan varietas tanaman. Kali ini untuk mengenalkan bioteknologi modern melalui rekayasa genetik dan genome editing. Kegiatan diselenggarakan selama 2 hari pada 5-6 September 2023 di BBPSI Biogen Bogor dan Pusat Riset Rekayasa Genetika (PRRG) BRIN Cibinong.
Pada pembukaan, Kepala Pusat PVTPP, Dr. Ir. Leli Nuryati, M.Sc., mengharapkan, Pusat PVTPP mampu menjadi garda terdepan pelayanan publik dan memaksimalkan potensi yang ada untuk mengakselerasi pelayanan yang diberikan.
“Sinergitas dan kolaborasi menjadi suatu keharusan. Kolaborasi terus kita lakukan dengan semua unsur pentahelix dalam upaya mendukung program pemerintah dalam peningkatan produksi pangan nasional,” tegasnya.
Inhouse training ini digelar secara hybrid dan terbuka untuk umum bagi produsen benih, akademisi, dan penggiat bioteknologi. Narasumber dari PRRG BRIN berbagi pengetahuan mengenai prinsip dasar bioteknologi modern dalam bidang pertanian, pengkajian keamanan pangan produk rekayasa genetik, perakitan varietas melalui rekayasa genetika, pengenalan bioteknologi terkini melalui genome editing berbasis CRISPR/Cas.
Penelitian dalam perakitan varietas melalui rekayasa genetik di Indonesia sudah cukup banyak dilakukan oleh lembaga penelitian pemerintah maupun perguruan tinggi. Beberapa hasilnya adalah padi tahan hama penggerek batang padi kuning, padi tahan blast, padi tahan tungro, padi lignin rendah, kedelai produktivitas tinggi, tebu produktivitas tinggi, kentang phytopthora, padi efisien dalam penggunaan nitrogen (nitrogen use efficiency), dan jeruk tahan virus.
Genome editing merupakan teknik pemuliaan baru yang banyak digunakan untuk merakit tanaman yang sulit dilakukan melalui cara konvensional. Misalnya, untuk menghasilkan tembakau yang bebas dari nikotin dengan knock out genes, meningkatkan GABA pada tomat hibrida dengan gain of function gene, meningkatkan kandungan Vitamin C dengan memodifikasi uORF untuk meningkatkan ekspresi biosynthesis genes.
Selain CRISPR/Cas, tools lain yang dapat digunakan dalam genome editing adalah Zinc Finger Nuclease (ZFN), transcription activator like effector nuclease (TALEN), dan mega nuclease.
Pada hari ke-dua, inhouse training akan diisi dengan kunjungan ke laboratorium bioteknologi dan fasilitas uji terbatas (FUT) yang ada di PRRG BRIN Cibinong.