TABLOIDSINARTANI.COM, Jember -- Petani dan peternak di Desa Babatan, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, telah berhasil mengubah kotoran sapi menjadi kompos menggunakan bantuan cacing tanah Eudrilus eugeniae, yang lebih dikenal sebagai cacing merah.
Proses ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan pupuk organik yang berguna bagi pertanian dengan lebih efisien.
Dengan menggunakan 300 kilogram kotoran sapi dan 150 kilogram tanah, mereka menciptakan campuran yang kemudian disiram dengan cairan EM4 untuk membentuk bed vermicompost.
Ditambah 5 kilogram cacing merah dan pemberian makan ampas tahu secara berkala, cacing-cacing merah ini berhasil berkembangbiak dengan baik. Setelah sebulan, kompos siap digunakan untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Pemeliharaan cacing tanah tidak hanya memberikan manfaat ekologis, tetapi juga potensi keuntungan ekonomis yang signifikan.
Salah satunya adalah melalui penjualan cacing tanah itu sendiri serta pupuk kompos yang dihasilkannya, yang dikenal dengan nama KASCING (Bekas Cacing).
KASCING berkualitas tinggi dapat dijual kepada petani di sekitar wilayah tersebut atau digunakan sendiri untuk meningkatkan kualitas produksi pertanian.
Dengan demikian, pemeliharaan cacing tanah tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan dan pertanian lokal, tetapi juga memberikan peluang bisnis yang menguntungkan bagi para pemelihara.
Seperti diketahui, Cacing tanah (Lumbricus rubellus) adalah hewan pengurai kotoran ternak dalam waktu singkat, hanya dalam 2-3 hari, sehingga menghasilkan pupuk kompos berkualitas tinggi.
Kecepatan dalam mengurai zat organik dalam kotoran ternak membuat pemeliharaan cacing tanah di sekitar kandang sapi sangat menguntungkan.
Selain membantu dalam pembuatan pupuk kompos, kehadiran cacing tanah juga mampu mengurangi bau tidak sedap di sekitar kandang, serta menjaga kebersihan lingkungan secara keseluruhan.