Rabu, 11 Desember 2024


Awas! Tanah Bisa Gembur atau Gundul Gara-Gara Pupuk, Ini Tips Ampuhnya

29 Okt 2024, 11:27 WIBEditor : Gesha

Penggunaan pupuk kimia berlebihan bisa merusak kesuburan tanah! Dalam webinar terbaru, pakar DGW berbagi strategi jitu untuk kelola pupuk dan pestisida secara seimbang demi panen melimpah dan tanah sehat. | Sumber Foto:SINAR TANI

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta -- Penggunaan pupuk kimia berlebihan bisa merusak kesuburan tanah! Dalam webinar terbaru, pakar DGW berbagi strategi jitu untuk kelola pupuk dan pestisida secara seimbang demi panen melimpah dan tanah sehat.

Dalam webinar hybrid bertema “Strategi Efektif Mengelola Benih, Pupuk, dan Pestisida untuk Sayuran dan Tanaman Obat” yang diselenggarakan oleh Sinar Tani di Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian Jawa Tengah (BBPSIP JATENG), Zenal Asikin, Technical Support dari PT Dharma Guna Wibawa (DGW), berbagi wawasan penting tentang manajemen pupuk dan pestisida untuk tanah yang lebih sehat dan subur.

Zenal menjelaskan bahwa penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus tanpa campuran pupuk organik bisa merugikan kesuburan tanah.

Ia mengingatkan bahwa jika pupuk kimia dipakai berlebihan, mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses penguraian dan penyerapan nutrisi bisa berkurang atau bahkan hilang.

Tanpa mikroorganisme ini, tanah menjadi kurang produktif, yang pada akhirnya berdampak pada hasil panen.

Zenal menekankan bahwa penting bagi petani untuk memerhatikan takaran pupuk sesuai dengan hasil analisis tanah.

Dengan mengetahui dosis yang tepat, petani dapat memastikan tanah mereka tetap subur dan berdaya guna dalam jangka panjang.

Ini adalah langkah sederhana yang sebenarnya berdampak besar karena tanah yang diberi pupuk sesuai kebutuhan hara akan lebih mampu mendukung tanaman secara maksimal.

Keseimbangan ini penting untuk menjaga kesehatan tanah, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem mikroorganisme yang ada di dalamnya.

Zenal juga membahas manfaat besar dari pupuk hayati dan pupuk organik.

Pupuk hayati mengandung mikroorganisme alami yang bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tanah secara berkelanjutan.

Dengan tambahan pupuk hayati, tanah akan memiliki mikoriza dan bakteri baik yang membantu tanaman menyerap nutrisi dengan lebih baik.

Selain itu, pupuk organik, seperti pupuk kandang, bisa menjadi pilihan yang baik asalkan dalam kondisi matang, artinya sudah tidak mengandung amoniak yang bisa berbahaya bagi tanaman.

Zenal mengingatkan pentingnya memeriksa kesiapan pupuk organik sebelum diaplikasikan ke lahan.

Seperti diketahui, Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang agrosolusi, DGW mendukung kebutuhan para petani dengan beragam produk yang inovatif.

Sejak tahun 2002, DGW mulai dikenal luas dengan herbisida bermerek Supremo, dan seiring berjalannya waktu, perusahaan ini terus memperluas lini produk pestisida, termasuk Klensect dan Supretox pada tahun 2003, serta Demolish pada tahun 2005 yang dikenal ampuh dalam mengatasi hama ulat dan kutu.

Kini, DGW memasarkan lebih dari 40 merek pestisida dengan lebih dari 80 merek terdaftar, dan terus menghadirkan produk-produk terbaru yang memberikan solusi tepat bagi para petani.

Inovasi DGW tidak hanya terbatas pada pestisida kimia, tetapi juga mencakup produk organik berbasis rumput laut yang lebih ramah lingkungan.

Produk ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memberikan pilihan yang lebih baik bagi petani, baik dari sisi efektivitas maupun keberlanjutan.

Dengan menggunakan produk berbasis organik, para petani dapat berkontribusi dalam menjaga ekosistem pertanian yang lebih sehat tanpa merusak kualitas tanah.

Melalui acara ini, DGW berupaya memberikan edukasi yang komprehensif kepada petani, tidak hanya soal cara mengelola pupuk dan pestisida, tetapi juga tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dalam setiap praktik pertanian.

Dengan pengetahuan yang lebih baik tentang pengelolaan pupuk dan pestisida, petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panennya sekaligus menjaga tanah tetap subur dan produktif untuk jangka panjang.

Webinar ini bukan hanya sekedar acara berbagi ilmu, tetapi juga sebagai bukti komitmen DGW dalam mendukung pertanian Indonesia yang lebih maju dan berkelanjutan.

Reporter : Nattasya
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018