Maggot Solusi Atasi Sampah Kabupaten Sidrap
Solusi inovatif ini mengemuka dalam pertemuan Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, bersama Founder Yayasan Econatural Society Indonesia, Ziaul Haq Nawawi, dan Fasilitator Pengelolaan Limbah Berbasis Masyarakat, Muhammad Nur Agus, yang digelar di ruang kerja Bupati pada Kamis (8/5). Pertemuan tersebut juga dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sidrap, Muhammad Yusuf, beserta stafnya.
Menurut Bupati Syaharuddin, budidaya maggot bukan hanya mampu mengurangi tumpukan sampah organik, tapi juga memberikan nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat.
"Selain menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat bisa mendapatkan penghasilan tambahan dari hasil budidaya maggot," jelasnya.
Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan warga dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
"Program Sidrap Bersih hanya akan berhasil jika semua pihak terlibat aktif. Lingkungan bersih, ekonomi pun jalan," tegasnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Muhammad Yusuf, menambahkan bahwa budidaya maggot bisa menjadi game-changer dalam pengurangan sampah organik rumah tangga.
"Sisa makanan, daun kering, dan limbah organik lainnya bisa diolah menjadi pakan maggot, sehingga mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang ke TPA," paparnya.
Tidak hanya berdampak lingkungan, peluang ekonominya pun menjanjikan. Yusuf menjelaskan, maggot segar bisa dijual seharga Rp5.000 hingga Rp6.000 per kilogram, sementara kompos hasil sampingannya laku di kisaran Rp700 per kilogram.
Selain itu, Yusuf menyebutkan bahwa konsep Bank Sampah bisa kembali digalakkan. Dengan melibatkan komunitas lokal dan kelompok peduli lingkungan, pengelolaan sampah berbasis desa atau kelurahan bisa menjadi gerakan bersama yang berdampak luas.
Dengan langkah sederhana seperti budidaya maggot, Sidrap tidak hanya membersihkan lingkungannya, tapi juga membuka jalan menuju ekonomi sirkular yang berkelanjutan.