TABLOIDSINARTANI.COM - Bersama Profesor profesor dari IPB membahas blockchain dan pertanian pintar (smart farming) untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Sungguh luar biasa ilmu dan strategi serta beberapa pengalaman dan hasil hasil penelitiannya.
Sebagai wartawan saya coba menyederhakan paparan Prof Yandra ahli kecerdasan buatan dan blockchain dari IPB ini. Teknologi blockchain baru ditemukan tahun 2009.
Singkatnya teknologi ini adalah teknologi pencatatan produksi dan olahan pertanian yang dipegang banyak orang. Datanya transparan dan tidak bisa dihapus atau direkayasa. Karena yang berhasil menghapus, hanya menghapus data di perangkatnya, sementara data di pihak lain tidak terhapus.
Blockchain ini patut diterapkan di rantai pasok dan pemasaran pertanian kita, sehingga para petani terbantu dlam menjual produknya, pedagang bisa mengakses, masyarakat dan pemerintah tahu stok dan tempatnya dimana.
Dengan teknologi blockchain maka tidak ada lagi masalah moral hazzard, mafia pangan, kartel dlsbnya.
Prof Kudang menjelaskan smart farming. Saya membayangkan dengan IoT, think nya bukan lagi perangkat komputer, melainkan juga tanaman, tanah, air, udara, pangan olahan yang di pasang sensor digital. Sehingga tanaman, lahan, air, udara dan produk olahan bisa memberikan sinyal kondisi mereka kepada petani melalui pertanian pintar era industri 4.0.
Jenderal Widodo AS dari Pusat Pengkajian Strategis Nasional yang menyelenggarakan diskusi ini berharap teknologi ini diaplikasikan dan disampaikan kepada pemerintah secara persuasif.
Jakarta, 22 Agustus 2019
Ahmad Soim
Pemimpin Redaksi Tabloid Sinar Tani