Senin, 21 April 2025


Negeri Jiran Tertarik Investasi Ternak Sapi

22 Jul 2014, 10:28 WIBEditor : Clara Agustin

Negeri Jiran, Malaysia tertarik untuk berinvestasi di sektor peternakan, khususnya ternak sapi di Indonesia. Salah satu daerah yang menjadi target investasi adalah Provinsi Lampung.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian dan Agro-Based Industri Malaysia, Dato’ Mohammad Arif bin Ab. Rahman, mengatakan, pihaknya berencana akan investasi sapi lokal Indonesia (Bali dan Jawa) di Lampung. “Kita sudah survey ke Lampung dan rencananya akan investasi sapi di sana. Jadi nanti dapat mengirim sapi hidup ke Malaysia karena selama ini hanya terpatok mengirimkan daging sapi,” katanya di sela-sela acara Joint Commite Meeting (JCM) Indonesia-Malaysia ke-2 di Bandung.

Sementara itu Menteri Pertanian dan Agro-Based Industri Malaysia, Dato’ Sri Ismail bin Yaakob, mengatakan, kerjasama ini menjadikan Indonesia sebagai partnership dalam memenuhi kebutuhan yang diperlukan Malaysia, terutama dalam bidang peternakan. Selama ini Malaysia mengimpor semen beku dari Eropa. Karena itu dengan diperbaharuinya nota kesepahaman ini, Malaysia akan mengimpor semen beku dari Indonesia.

“Impor semen beku dari Eropa membutuhkan waktu yang lama serta harganya yang mahal. Setelah ditelusuri ternyata mengimpor semen beku dari Indonesia lebih efektif,” katanya.

Bukan hanya itu, dengan kesepahaman ini bukan hanya akan lebih meningkatkan pertukaran produk pertanian, tapi juga transfer ilmu dan meningkatkan peran karantina di dua negara. “Indonesia-Malaysia juga meningkatkan pelatihan bagi petani atau instansi terkait yang berminat belajar pertanian di antar dua negara ini,” kata Dato’ Sri Ismail.

Belajar Masuk Singapura

Nota kesepakatan antara Indonesia-Malaysia ini merupakan simbiosis mutualisme. Tidak ada yang dirugikan dalam kedua negara karena sama-sama saling mengisi kekurangan produk pertanian. Jika Pemerintah Malaysia berniat investasi ternak sapi, maka sebaliknya Pemerintah Indonesia berniat belajar bagaimana masuk pasar Singapura.

Dengan kerjasama ini Indonesia dapat belajar dari Malaysia bagaimana caranya masuk pasar pertanian ke Singapura. Malaysia merupakan negara yang mampu memasok produk pertanian ke pasar Singapura. Padahal untuk masuk pasar pertanian di Negeri Singa sangat ketat.

Sedangkan produk pertanian Indonesia yang bisa masuk ke pasar Singapura tidak sebanyak produk dari Malaysia. Karena itu, dengan memperkuat kerjasama, Indonesia dapat belajar ke Malaysia bagaimana menghasilkan produk pertanian yang dapat dengan mudah masuk ke pasar Singapura. “Ya, kita nanti akan belajar ke Malaysia agar produk pertanian kita dapat lebih diterima di sana,” kata Menteri Pertanian, Suswono.

Indonesia dan Malaysia merupakan dua negeri serumpun yang telah menjalin persahabatan sejak lama. Dua negeri ini telah meneken MoU on Agriculture (nota kesepakatan) pada tahun 2009. Setiap lima tahun sekali, nota kesepahaman ini diperbaharui. Rencananya tahun 2016, pembaharuan nota kesepakatan ini akan dilakukan di Malaysia. “Bentuk kerjasama yang tercantum dalam nota kesepakatan adalah tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan karantina,” kata Suswono.

Suswono berharap, dengan diperbaharui MoU ini lebih memperkuat hubungan Indonesia-Malaysia dalam hal ketahanan pangan. Termasuk juga dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Cla

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018