Rabu, 21 Mei 2025


Menjaga Kemurnian Sapi PO Lewat Sentra Perbibitan Perdesaan

07 Agu 2014, 13:47 WIBEditor : Ika Rahayu

Mereka yang bergerak di bisnis persapian pasti mengenal jenis sapi Peranakan Ongole atau lebih populer disebut sapi PO. Tapi apakah mereka peduli mengenai kemurnian sapi lokal yang satu itu? Ini yang patut dipertanyakan. Karena peduli atau tidak pun, bagi mereka yang penting sapi PO masih banyak berkeliaran di bumi pertiwi.

Sapi berwarna putih dan berpunuk ini masih bisa dijumpai dan banyak diperdagangkan di pasar-pasar hewan di Pulau Jawa serta dijadikan hewan kurban di Hari Raya “Idul Adha”. Peternak di pelosok pedesaan juga masih banyak yang memelihara dan secara tradisional melakukan usaha pembibitan sapi PO di kandang-kandang milik mereka.

“Mungkin tidak banyak peternak yang tahu bahwa sesungguhnya saat ini sangat sulit mencari sapi PO yang murni. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi penurunan kualitas sapi PO akibat banyak terjadinya perkawinan dengan bangsa sapi sub tropis,” kata Kepala Bidang Produksi Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Jawa Tengah, Hariyanta Nugraha, kepada Sinar Tani usai menerima penghargaan sebagai pemenang I Lomba Pengelolaan SDG Hewan terkait kegiatan Penas ke-14 di Kepanjen Malang, Juni lalu.

Berangkat dari keinginan untuk menjaga kemurnian sapi PO yang memang banyak dibudidayakan oleh peternak di wilayah Jawa Tengah tersebut, maka beberapa tahun belakangan ini pihak Dinas PKH Provinsi Jawa Tengah didukung peternak setempat serta instansi terkait lain fokus melaksanakan kegiatan pengembangbiakan sapi PO secara terprogram.

Kabupaten Kebumen dalam hal ini dijadikan sebagai sentra perbibitan perdesaan (Village Breeding Centre/VBC) sapi PO yang didukung oleh kelompok ternak serta sistem kelembagaan yang mapan juga segenap instansi terkait. Penandatanganan MoU dilakukan pada tahun 2012 oleh pimpinan instansi Ditjen PKH Kementan, Dinas PKH Prov Jateng. Badan Litbang Pertanian Kementan serta Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen.

Di VBC tersebut sejauh ini telah dibentuk tiga kelompok inti pelaku perbibitan dan sampai tahun 2013 telah didukung 26 kelompok perbibitan. Kelompok perbibitan itu tersebar di enam kecamatan di sepanjang pantai selatan (urut sewu) yaitu Kecamatan Ambal, Buluspesantren, Klirong, Petanahan, Puring dan Kecamatan Mirit.

Ciri khusus kelompok perbibitan adalah memiliki tenaga rekorder atau pencatat yang tidak dimiliki oleh kelompok budidaya. Rekorder bertugas melakukan penimbangan, pengukuran dan pencatatan segala aktivitas kegiatan perbibitan termasuk melakukan seleksi.

Kelompok inti hingga kini tercatat telah melakukan pengukuran induk sapi sebanyak 1.633 ekor dan menghasilkan induk seleksi sebanyak 460 ekor. Di samping itu kelompok inti juga melakukan pengukuran terhadap anak betina sebanyak 2.149 ekor dan anak jantan sebanyak 133 ekor. Dari sejumlah anak tersebut telah didapat anak betina terseleksi sebanyak 819 ekor dan anak jantan sebanyak 28 ekor. Sedangkan kelompok pendukung perbibitan telah melakukan pengukuran terhadap 647 ekor ternak jantan dan 3.205 ekor ternak betina.

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018