Abita Farm tetap beternak sata wabah Covid-19
TABLOIDSINARTANI.COM, Magelang---Dorongan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian tidka boleh berhenti, karena sektor pertanian menjadi penguat bangsa di tengah pandemi Covid-19, memberikan semangat kepada kelompok PWMP (Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian) untuk tetap berproduksi.
Salah satunya PWMP Abita Farm yang mengelola peternakan domba. Meskpun pandemi virus Covid-19, usaha yang digagas tiga milenial ini yakni Agil, Bimo, dan Fatah ini terus berupaya memenuhi kebutuhan pangan. Bertempat di Desa Pakis Kabupaten Magelang, mereka tetap melakukan aktivitas penggemukan domba.
Bermodal Rp 15 juta yang didapat dari program PWMP, saat ini Abita Farm berhasil meraup omset hingga 150 juta/bulan. Tiga sekawan alumni Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YoMa) ini mengaku tetap beternak sebagaimana biasanya di tengah pandemi Covid-19.
“Kebutuhan pokok harus tetap dipenuhi, usaha kami masih tetap berjalan” ujar Bimo sebagaimana dikutip dalam vlog milik Abita Farm. “Kami juga berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan virus corona,” tambah Fatah.
Falah mengatakan, Abita Farm disiplin mematuhi protokol pertanian di lapangan untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru ini. Menjaga jarak, mencuci tangan, menyemprotkan disinfektan secara rutin mereka lakukan. Semangat petani milenial ini untuk tetap menyediakan pangan di tengah pendemi virus Covid-19 dengan memperhatikan protokol pencegahan virus ini patut diapresiasi.
Perlu diketahui, PWMP adalah program inisiasi Kementerian Pertanian untuk mencetak agropreneur muda yang dirintis sejak tahun 2015. Di tengah pandemi virus Covid-19, petani milenial yang tergabung dalam Kelompok PWMP turut berkontribusi menyediakan stok pangan dengan tetap mematuhi protokol pertanian di lapangan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Prof. Dedi Nursyamsi juga mengingatkan, meskipun di tengah Covid-19, pembangunan pertanian tidak boleh berhenti. “Tetap mematuhi protokol kewaspadaan. Jarak minimum dua meter, hindari kerumunan. Cuci tangan pakai sabun setelah beraktivitas,” pesan Dedi saat telekonferensi dengan penyuluh dan petani di seluruh Indonesia.