Penyakit menjadi masalah yang mengkhawatirkan peternak dalam mengembangkan sapi bali. Beberapa penyakit yang sering menyerang sapi bali adalah: 1). Penyakit jembrana, 2). Bovine Ephemeral Fever (BEF), 3). Diare ganas menular, 4). Berak darah, 5). penyakit bali/bali ziekte, dan 6). Cacingan. Di antara penyakit-penyakit tersebut, penyakit jembarana dan penyakit bali ziekte merupakan penyakit khas pada sapi bali.
Penyakit Jembrana
Penyakit jembrana disebabkan oleh virus dan hanya menyerang sapi bali. Sapi yang terserang berumur lebih dari 1 tahun dan yang terbanyak berumur 4–6 tahun.
Penularan penyakit jembrana dari sapi ke sapi lainnya diperkirakan oleh serangga penghisap darah seperti lalat (lalat tapis), caplak dan nyamuk. Serangga-serangga tersebut merupakan serangga penghisap darah. Jika serangga menggigit dan menghisap darah sapi yang sakit.
Sapi yang terserang penyakit jembrana akan mengalami penurunan nafsu makan, sehingga pertumbuhannya secara umum termasuk kenaikan berat badannya terhambat. Penyakit ini bahkan dapat menyebabkan kematian sapi terlebih jika terlambat penanganannya. Selain itu penyakit jembrana menyebabkan tidak diijinkannya penjualan bibit sapi bali dari Bali ke luar pulau, karena kekhawatiran akan penyebaran penyakit jembrana ke wilayah yang lebih luas di Indonesia. Hambatan penjualan sapi bibit ini tentu menghambat peningkatan harga sapi bali.
Dan yang lebih mengkhawatirkan lagi, jika penyakit jembrana tidak ditanggulangi secara serius maka akan terjadi kepunahan habisnya sapi bali. Padahal sapi bali merupakan sapi ras asli Indonesia yang mempunyai banyak keunggulan, di antaranya dapat hidup dan tumbuh dengan baik di daerah-daerah kurang subur/marginal karena mempunyai daya cerna yang bagus terhadap pakan. Jika sapi bali punah, maka Indonesia khususnya Bali akan kehilangan sumberdaya ternak yang membanggakan. Itulah alasan pentingnya program penanggulangan penyakit jembrana.
Penanggulangan
Penanggulangan penyakit secara umum dilakukan dengan cara pencegahan dan pengobatan. Pencegahan dilakukan bagi hewan yang sehat agar tidak sampai tertular penyakit, sedangkan pengobatan dilakukan untuk mengobati hewan yang sakit supaya segera sembuh dari penyakitnya dan tidak menimbulkan kerugian terlalu besar bagi peternak.
Penyakit bali/Bali ziekte
Penyebab penyakit adalah racun lantadine yang terdapat dalam tanaman lantana camara atau kerasi. Sapi bali apabila memakan tanaman ini akan mengalami keracunan dan menderita penyakit bali ziekte.
Gejala penyakit : tubuh sapi panas, nafsu makan menurun bahkan sampai hilang sama sekali, gatal-gatal dan tidak tenang, kulit di bagian tubuh yang menonjol dan ujung telinga kiri dan kanan atau simetris mengering seperti kerupuk lalu mengelupas dan meninggalkan bekas luka. Keadaan ini akan lebih parah bila sapi terjemur atau kena panas matahari. Sering terjadi infeksi pada bekas luka, sehingga lukanya menjadi koreng yang berair bahkan bernanah. Pada kejadian yang akut penyakit bali ziekte susah disembuhkan, tetapi pada keadaan dimana kadar Lantana camara yang dimakan masih sedikit maka kemungkinan sembuh masih bisa 70-90 %.
Cara mencegah dan menangani penyakit bali ziekte pada sapi bali adalah sebagai berikut:
Ni Wajan Leestyawati - (Penyuluh Pertanian di Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali)
Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066
Editor : Julianto