Selasa, 15 Juli 2025


Manajemen Holistik, Solusi atasi Drop Produksi Telur

05 Mei 2021, 16:39 WIBEditor : Gesha

Manajemen holistik menjadi kunci usaha budidaya ayam petelur

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Penurunan drastis produksi telur merupakan momok bagi peternak ayam ras petelur (layer) krn dapat berdampak menurunkan pendapatan dari hasil penjualan telur. Kasus drop produksi tersebut kini bisa diatasi dengan menerapkan pola manajemen holistik dalam tatalaksana pemeliharaan ternak. 

"Mengatasi kasus drop produksi tak bisa segmented tetapi harus dilakukan secara menyeluruh," kata konsultan peternakan layer, Baskoro Tri Caroko , di acara webinar dalam rangka HUT Majalah Infovet ke-29, Rabu (5/05).

Baskoro mengemukakan, fakta di lapangan kejadian drop produksi telur bisa menurunkan produksi dari kisaran 10 persen hingga 40 persen.

Penyebab penurunan produksi bisa karena faktor infeksius (serangan penyakit AI, ND,IB dan penyakit lain) dan faktor non infeksius ( defisiensi vitamin,mineral, asam amino). "Jadi memang penyebabnya sangat komplek . Gejala klinis nya pun kadang samar-samar," jelas alumnus FKH Universitas Gadjah Mada itu.

Setidaknya, menurut Baskoro, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kejadian Kasus drop produksi telur meliputi hewan, manusia dan faktor lingkungan. Faktor hewan disini adalah dari ayamnya sendiri apakah sdh terpenuhi kebutuhan dasar berupa pakan, air minum, oksigen dan yang terkait dengan aspek kesejahteraan hewan (animal welfare).

Faktor manusia yakni kemampuan peternak atau operator kandang dalam melaksanakan tatalaksana pemeliharaan ternak yang baik. Sementara faktor lingkungan adalah bagaimana kondisi cuaca dan iklim berpengaruh terhadap kesehatan ayam. 

Dengan menerapkan pola manajemen holistik berarti peternak atau pengelola peternakan melakukan upaya langsung ke akar permasalahannya sehingga bisa mendapatkan solusi tuntas yang berdampak pada peningkatan produktivitas ayam dan berujung pada peningkatan keuntungan finansial. 

"Sebab kalau pendekatannya hanya pengobatan itu hanya meminimalisasi kerugian. Untuk bisa memulihkan kondisi ayam biasanya diperlukan waktu yang lama dan pasti membutuhkan biaya besar," ujarnya.

Contoh Manajemen

Bila kasus drop produksi telur terjadi di usia ayam 30 minggu, Baskoro menyarankan peternak memeriksa catatan Produksi dan aktivitas manajemen lainnya seperti data asupan pakan dan minuman (feed & water intake), program vaksinasi, aktivitas biosekuriti dan terutama catatan perkembangan berat badan ayam di saat usia 12-18 minggu.

Dari mengamati catatan performa ayam dan aktivitas harian akan bisa didapat langkah-langkah penanganan lebih lanjut. 

Berdasarkan pengalamannya, bisa dilakukan upaya pemulihan (recovery) secara cepat bila pakan ditingkatkan kualitasnya dengan menambah nilai protein nya. Caranya bisa ditambah pakan starter sekitar 10 persen.

Perlu pula dilakukan perbaikan manajemen pemeliharaan ternak serta memberikan ayam tambahan asupan vitamin, asam amino dan enzim . "Untuk pemulihan penting juga dilakukan revaksinasi dan yang paling penting perbaiki manajemen asupan pakan dan minum ayam," tegas Baskoro.

Reporter : Ika Rahayu
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018