Selasa, 10 Desember 2024


Rumput Odot, Bikin Ternak Tersenyum

05 Feb 2015, 16:29 WIBEditor : Kontributor

Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Matt) mungkin kini menjadi pakan hijauan ternak yang paling banyak dicari peternak. Namun banyak peternak yang belum mengetahui bagaimana cara membudidayakan rumput ini.

Seperti diketahui HMT (Hijauan Makanan Ternak) dibutuhkan secara esensial oleh ternak ruminansia untuk proses pertumbuhan dan reproduksi. Ketersediaan HMT setiap saat menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang maupun kelompok tani yang akan berusaha di bidang peternakan.

Rumput odot yang merupakan jenis baru ini awalnya dibawa beberapa stek oleh seorang TKI asal Tulungagung, Jawa Timur yang bekerja di Amerika Serikat. Setelah diujicobakan ternyata cocok ditanam di lahan. Kemudian dicobakan untuk pakan kambing. Alhasil, sangat disenangi karena tingkat keenakan (palatabilitasnya) sangat baik. Di Indonesia, bibit rumput odot dapat ditemukan di Kabupaten Blora.

Tanaman rumput odot tumbuh merumpun dengan perakaran serabut, lahan idealnya yang cukup air tetapi tidak tergenang. Kebutuhan sinar matahari untuk proses fotosintesa penuh, kalaupun terlindung sampai 50% pertumbuhan menjadi terhambat dan pemangkasan menjadi tertunda.

Untuk membudidayakannya, diperlukan persiapan lahan. Pada lahan kering, lahan dibajak dengan hand traktor kecil dengan kapasitas 5-6,5 PK. Setelah selesai pembajakan dibuat parit kecil sekitar 30 cm dan jarak antar alur sekitar 80 cm. Di alur tersebut ditaburkan pupuk organik dan SP36 secukupnya, sebagai pupuk dasar.

Dalam penanaman rumput odot ini bisa dengan stek yang sudah disiapkan minimal tiga ruas dengan panjang stek ± 30 cm. Tancapkan dengan kemiringan 46 derejat tepat di tengah alur yang sudah ada pupuk dasarnya. Lalu tutup dengan tanah di sekitarnya, di atas tanah disisakan 1 atau 2 ruas.

Adapun jarak tanam di dalam barisan 75-80 cm, sedangkan jarak tanam antar barisan 80-150 cm. Dari pengalaman pada tanahnya cukup subur, rumput odot ini bisa beranak hingga 75 batang dalam satu rumpun, sehingga akan bersinggungan dengan rumpun lain. Dengan karakteristik tanaman yang lebih pendek dari king grass (maksimal tinggi 80 cm) rumput ini lebih lunak, tidak perlu dengan alat pemotong.

Dalam pemupukan susulan dilakukan setelah 2-3 minggu setelah tanam. Dengan menggunakan pupuk majemuk NPK (15,15,15) dengan dosis 60-70 kg/ha disebarkan di sekitar rumpun, dilanjutkan pembubunan dan pembersihan gulma. Pemupukan berikutnya dilakukan setelah selesai panen/pemangkasan dengan menggunakan pupuk tunggal ZA adapun dosisnya 75 kg/ha.

Pemeliharaan

Pemeliharaan rumput odot meliputi penyulaman, penyiangan dan pembubunan. Penyulaman dilakukan bila ada tanaman yang mati, segera disulam agar pertumbuhan bisa seragam. Penyiangan dilakukan terhadap pembersihan gulma di sekitar rumpun yang merupakan pesaing dalam mencari unsur hara.

Adapun pembubunan dilakukan secara berkala, agar tunas tumbuh secara optimal. Pada tanaman rumput odot berumur sekitar 6 bulan satu rumpun bisa mencapai ratusan anakan, jadi sifatnya melebar ke kanan dan ke kiri.

Berbeda dengan king grass untuk rumput odot satu ekor sapi dengan berat hidup ± 400-500 kg cukup 800 rumpun dengan interval pemangkasan 40-50 hari. Hal ini sama dengan ± 10 ekor kambing/domba dengan berat hidup rata-rata 30 kg.

Dengan adanya rumput unggul jenis odot ini yang produksinya bisa 10 kali lipat dari king grass diharapkan bisa mendongkrak populasi ternak ruminansia di sentra pengembangan sapi potong, perah maupun pembibitan. Imbasnya pasokan daging domestik lebih kondusif. Sugeng R (Penyuluh Pertanian Madya Banjarnegara)/Yul

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018