Sabtu, 19 April 2025


Tren Kurban di Era Pandemi, Stok Melimpah Penjualan Loyo

14 Jul 2021, 14:46 WIBEditor : Yulianto

H. Romdoni (Doni), pelaku usaha ternak kurban

TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta---Hari Raya Idul Adha adalah momen yang sangat dinantikan pedagang hewan kurban, baik yang menetap maupun musiman. Ibaratnya Hari Raya Kurban menjadi masa ‘panen’ tahunan bagi pedagang maupun peternak sapi dan kambing.

Biasanya transaksi hewan kurban akan meningkat 2 minggu sebelum hari raya hingga mencapai puncaknya pada H-1 atau pada saat takbiran. Pedagang biasanya sudah mulai memajang hewan kurban baik sapi, kambing maupun domba di lapak-lapak di pinggir jalan dan showroom dengan jumlah yang melimpah.

Namun tahun ini kondisi penjualan hewan berbeda dengan tahun sebelumnya, termasuk tahun lalu. Pandemi covid-19 yang memasuki tahun kedua membuat penjualan hewan kurban menurun cukup signifikan.

“Tahun ini kurban negatif dan sangat turun sekali permintaannya, bahkan hingga 60 persen, padahal stok hewan kurban melimpah,” kata H. Romdoni pemilik Mall Hewan Kurban di Depok pada FGD Sinar Tani “Kurban Saat Pandemi Corona” (14/7).

Pemberlakuan PPKM Darurat yang diumumkan pemerintah mulai 3 – 20 Juli 2021 ini, sangat mempengaruhi penjualan hewan kurban. Banyak konsumen yang membatalkan pesanan hewan kurban karena kebingungan apakah hewan kurban yang dbelinya boleh di potong di lingkungannya atau tidak.

“Minat beli sudah ada, tapi kemudian dibatalkan karena ada PPKM. Mereka sekarang maju mundur menunggu kepastian dari pemerintah, apakah sudah bisa memotong kurban di masjid atau musholah,” tuturnya. Jadi akibat PPMKP Doni mengakui, terjadi penurunan drastis penjualan hewan kurban.

Himbauan pemerintah agar pemotongan hewan kurban dilakukan di rumah pemotongan hewan (RPH) pada masa PPKM Darurat ini membuat calon konsumen menjadi gamang untuk membeli hewan kurban, kecuali untuk zona hijau. Padahal sekarang ini DKI Jakarta dan sekitarnya sebagai pangsa pasar utama sedang dalam zona merah, sampai waktu yang belum bisa di tentukan.

H Doni menambahkan, beberapa pesanan juga dibatalkan konsumen dari luar Depok. Penyebabnya adanya pembatasan dan pengetatan mobilitas transportasi antar wilayah, sehingga menyulitkan pengangkutan hewan ternak untuk diantar ke tempat konsumen. Ada beberapa perusahaan ekspedisi yang ragu untuk mengangkutnya.

“Kami sebagai penjual sangat mengharapkan ada dispensasi atau pengecualian khusus untuk ekspedisi pengangkutan hewan kurban ini dari pihak terkait, supaya di beberapa hari tersisa sebelum Idul Adha ini penjualan bisa meningkat kembali dan hewan bisa diterima pembeli,” tuturnya.

Reporter : Iqbal
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018