TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor -- Dalam era yang penuh dengan inovasi, IPB University telah menciptakan formula canggih yang mampu meningkatkan produktivitas susu sapi secara signifikan. Wafer biosuplemen pakan adalah kunci rahasianya.
Guru Besar Ilmu Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, IPB University, Prof. Yuli Retnani, adalah inovator dalam produksi wafer pakan ternak tersebut.
Dirinya telah mengubah limbah sayuran pasar, pertanian, dan industri pangan menjadi sumber daya berharga untuk pakan ternak. Dengan bantuan teknologi pengolahan canggih, pakan ini tidak hanya memiliki masa simpan yang panjang dan mudah disimpan, tetapi juga ramah lingkungan.
Inovasi wafer pakan ternak ini menjaga ketersediaan pakan hijau dengan kualitas nutrisi yang unggul. Misalnya, wafer dari limbah sayuran memiliki tingkat protein kasar yang mencapai 15,58 persen, serat kasar sebesar 31,55 persen, dan lemak kasar hanya 0,96 persen.
Selain itu, melalui penelitian yang mendalam, ditemukan bahwa penggunaan wafer daun lamtoro dengan tingkat protein sebesar 32,24 persen dan lemak kasar 4,52 persen mampu menghasilkan peningkatan berat harian pada ternak.
Bahkan dengan penambahan biosuplemen dalam wafer pakan tersebut, bisa meningkatkan kuantitas dan kualitas susu. Produksi susu sebelum pemberian wafer suplemen pakan rataannya sekitar 9,76 liter sedangkan rataan produksi susu setelah diberikan wafer biosuplemen pakan selama 2 minggu meningkat menjadi 12,80 Liter. Terjadi kenaikan produksi susu sekitar 25 persen pasca penambahan wafer biosuplemen pakan.
Selain itu juga terjadi kenaikan kualitas susu, khususnya lemak susu. Dimana, kandungan lemak susu dengan tanpa pemberian wafer suplemen pakan 2,44 persen sedangkan dengan pemberian wafer suplemen pakan sekitar 4,34 persen. Terjadi kenaikan lemak susu sekitar 43 persen.
Kandungan lemak susu merupakan salah satu penyusun susu yang berperan cukup penting karena mempunyai nilai ekonomi, nilai gizi tinggi, sebagai indikator bau, rasa dan lain-lain pada susu. Semakin tinggi kadar lemak susu, rasa gurih pada susu semakin terasa. Semakin rendah kadar lemak, susu akan terasa hambar.
Dari hasil uji organoleptic tersebut, semua peserta lebih menyukai susu yang sudah diberikan wafer biosuplemen pakan. Rasa susu lebih gurih dan tidak bau perengus. Menurut Prof Yuli Retnani, kandungan lemak dalam susu merupakan komponen terpenting karena dapat mempengaruhi harga susu.
Disambut Peternak dan Industri
Adanya inovasi ini tentunya disambut baik oleh peternak dan kalangan industri agar bisa mendongkrak produksi susu nasional yang selama ini mandek.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu alumni Fakultas Peternakan yang juga peternak milenial, Giant Praceka Noman dari Giant Farm yang mengaku sangat menantikan produk pakan seperti ini bisa dikomersialkan sehingga peternak bisa memperoleh hasil maksimal terutama dari produksi susu.
Begitu pula dengan kalangan industri susu, Manager Farm PT Sumber Citarasa Alam yang merupakan anak grup dari PT Cimory, Dadang Suryana mengatakan protein hewani dengan market besar di dunia dan peluang luar biasa adalah konsumsi susu.
Sayangnya, produksi susu Tanah Air hanya bisa memenuhi separuh bahkan lebih kurang lagi dari kebutuhan nasional. Hingga 2022 berdasarkan data dari BPS, produksi susu segar dalam negeri (SSDN) hanya mencapai 968.980 ton atau sekitar 20 persen dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,4 juta ton. Walau ada kenaikan per tahun, belum bisa mengejar angka kebutuhan susu segar dalam negeri. Sisanya masih dipenuhi oleh impor.
Sedangkan konsumsi susu nasional per kapita 2021 menurut data Badan Pusat Statistik baru mencapai 16,27 kilogram per tahun. Jumlah konsumsi ini tergolong rendah berdasarkan standar dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO). FAO memberi batas rendah untuk konsumsi susu di bawah 30 kg per kapita per tahun.
Banyak faktor penyebab rendahnya produksi susu, salah satunya kepemilikan ternak susu hanya maksimal 5 ekor dengan produktivitas yang semakin menurun. Ditambah, penanganan (handling) susu yang kurang baik sehingga diberikan harga yang rendah oleh pabrikan.
Keterbatasan pakan yang bermutu juga menjadikan produktivitas susu yang dihasilkan kurang memenuhi kriteria. Karenanya, Cimory sangat menyambut baik adanya inovasi wafer biosuplemen pakan ini untuk meningkatkan produksi susu nasional.
"Sebagai contoh, wafer pakan ternak ini telah berhasil menghasilkan peningkatan susu hingga mencapai 30 persen. Kami berkomitmen untuk mengadopsi atau membeli inovasi seperti ini hanya jika ada peningkatan produksi yang terbukti dan didukung oleh data yang nyata. Ini adalah langkah penting yang menempatkan bukti nyata sebagai dasar keputusan bisnis kami, " sebutnya.
Penambahan biosuplemen dalam wafer pakan pun diakui Service Sales Manager PT Bhen meyer chemicals, Suhail Beymeleh menjadi langkah cerdas. "Feed additive untuk peningkatan Produksi Susu di era sekarang sangat dibutuhkan. Terutama meningkatkan performance sapi Perah," jelasnya.
Saat ini, untuk mencapai kinerja luar biasa dalam produksi susu, Sapi Perah membutuhkan lebih dari sekadar faktor genetika yang berkualitas. Pakan mereka memainkan peran kunci dalam pertumbuhan dan performa yang optimal.
Sebab Sapi Perah modern dihadapkan pada tuntutan untuk menghasilkan sebanyak mungkin susu. Dalam upaya mencapai target literan yang tinggi, peningkatan kualitas pakan atau perbaikan gizi menjadi hal yang tak terhindarkan.