Pembukaan Pelatihan Keumaster dan Butcher di BBPKH Cinagara
TABLOIDSINARTANI.COM, Bogor -- Jaminan keamanan daging tak lagi menjadi mimpi dengan inisiatif terbaru dari BBPKH Cinagara. Dengan pelatihan Keurmaster dan Butcher, petugas terlatih akan memastikan setiap potongan daging yang beredar layak dan sesuai standar untuk konsumsi, menjaga kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama.
Tingginya permintaan masyarakat akan daging belakangan ini menjadi sorotan penting di Indonesia.
Meskipun begitu, konsumsi daging di negara ini masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara Asia seperti Jepang atau Korea, bahkan disamakan dengan Ethiopia.
Dalam hal ini, konsumsi daging sapi dan domba di Indonesia juga masih rendah dibandingkan rata-rata dunia.
Untuk menjaga agar produk daging yang beredar memenuhi standar, pemerintah melalui Kementerian Pertanian gencar berupaya dengan prinsip ASUH: Aman, Sehat, Utuh, dan Halal.
Ini mencakup pemahaman yang mendalam tentang pengolahan daging, pemotongan yang tepat sesuai standar, serta kepatuhan pada prinsip-prinsip higienis dan sanitasi yang kritis untuk kualitas daging yang baik.
Pentingnya peran petugas keurmaster dan butcher yang kompeten dalam mengawasi dan memastikan standar pengolahan daging di Rumah Potong Hewan (RPH) menjadi kunci untuk memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa daging yang mereka konsumsi aman dan sesuai dengan standar.
Dengan demikian, upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, khususnya dalam hal konsumsi daging.
Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara, sebagai Unit Pelaksana Teknis Badan Penyuluhan Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, bertanggung jawab dalam menghasilkan SDM yang berkualitas sesuai dengan tuntutan pasar kerja dan industri pertanian.
Dalam rangka mendukung program peningkatan kapasitas SDM pertanian, BBPKH Cinagara telah menyelenggarakan dua kegiatan pelatihan yang penting, yaitu Pelatihan Pemeriksa Kesehatan Daging (Keurmaster) dan Pelatihan Pengawas Mutu Daging (Butcher).
Melalui pelatihan ini, diharapkan peserta dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang mendalam tentang standar pengolahan daging serta tugas dan tanggung jawab sebagai Keurmaster dan Butcher.
Dengan demikian, mereka akan menjadi petugas yang kompeten dalam mengawasi, memastikan kualitas, dan menjaga keamanan daging yang beredar di masyarakat.
Langkah-langkah ini penting dalam mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan standar pengolahan daging, sehingga masyarakat dapat memiliki kepastian bahwa daging yang mereka konsumsi telah memenuhi persyaratan kesehatan dan keamanan yang tinggi.
Selain itu, pelatihan ini juga akan membantu memenuhi kebutuhan pasar kerja dan industri pertanian yang semakin meningkat akan SDM yang berkualitas dalam bidang pengolahan daging.
Pelatihan Keurmaster berlangsung selama 7 hari, dari tanggal 25 Februari hingga 02 Maret 2024, diikuti oleh 30 peserta dari sepuluh provinsi yang beragam, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.
Sedangkan Pelatihan Butcher, yang diikuti oleh 6 peserta dari PT. Pragas Gadatama, berlangsung selama 2 hari, pada tanggal 26 dan 27 Februari 2024.
Acara pembukaan pelatihan, yang dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2024, dihadiri oleh berbagai pihak penting, termasuk Kepala BBPKH Cinagara Dr. Wasis Sarjono, S.Pt., M.Si., Kepala Bagian Umum Tedy Cahyo SW, S.Pt., MP., Ketua Kelompok Substansi Pelatihan Aparatur dan Non Aparatur Wilmy Rahmah Wirondas, S.Pt., MP., Direktur PT. Pragas Gadatama yang diwakili oleh Zaenab Assegaf, S.P., M.Si., serta Direktur Kesehatan Hewan drh. Christ Tamboss, M.Si., dan Widyaiswara BBPKH Cinagara.
Dalam sambutannya, Kepala BBPKH Cinagara, Dr. Wasis Sarjono, S.Pt., M.Si. menekankan bahwa pelatihan ini memiliki strategis dan penting yang tinggi, mengingat kebutuhan daerah terhadap kompetensi Keurmaster dan Butcher sangatlah besar.
Peran BBPKH Cinagara menjadi krusial dalam menginisiasi pelatihan ini dengan menggabungkan masukan dari berbagai daerah dan divisi terkait, sehingga pelatihan ini dapat terselenggara dengan baik.
Tantangan yang kompleks di era saat ini, dengan tuntutan standar pelayanan yang semakin meningkat dari konsumen dan pasar, menjadi hal yang harus dijawab dengan peningkatan kompetensi.
Namun, kondisi anggaran yang semakin menurun setiap tahun menambah kompleksitas dalam memenuhi tuntutan tersebut.
Oleh karena itu, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, swasta, pusat, dan daerah guna meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM di sektor pertanian.
Dari segi teknis, meskipun petugas Butcher dan Keurmaster telah menjalankan tugas mereka, namun belum memiliki legalitas yang memadai.
Oleh karena itu, BBPKH mengadakan pelatihan berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk mendukung legalitas tersebut.
Kepala BBPKH Cinagara menutup sambutannya dengan harapan bahwa semua peserta pelatihan, baik Keurmaster maupun Butcher, akan mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh dan mematuhi semua aturan yang berlaku di BBPKH. Dengan demikian, diharapkan efektivitas pelatihan dapat tercapai tanpa masalah apapun.
Peningkatan SDM dalam pengembangan peternakan menjadi prioritas bagi Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, MP.
Dirinya menekankan pentingnya sinergi antara Pemerintah Daerah, perbankan, dan investor dalam akselerasi pengembangan peternakan sapi untuk mencapai swasembada daging sapi.
Amran Sulaiman juga menyoroti pentingnya Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia pada tahun 2045, dengan fokus pada komoditas pangan strategis, termasuk daging sapi.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, strategi penataan regulasi dianggap sebagai faktor penting untuk mempercepat pelaksanaan program pembangunan dan peningkatan efektivitas pengelolaan anggaran di sektor pertanian.
Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr., menekankan bahwa tantangan terbesar adalah menyediakan pangan hayati, khususnya protein dan lemak dari ternak.
Dirinya juga mengatakan menyediakan pangan dari ternak adalah tugas yang besar, strategis, dan luar biasa.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan upaya yang luar biasa dari semua pelaku pembangunan pertanian, termasuk pelatihan dan peningkatan kualitas SDM yang berperan dalam sektor peternakan.