Sabtu, 08 Februari 2025


Kementan Ajarkan Peternak Buat Pakan Kering

11 Mar 2024, 11:11 WIBEditor : Yulianto

Pelatihan pembuatan pakan kering dengan bimbingan dosen Polbantan YOMA

TABLOIDSINARTANI.COM, MAGELANG---Bahan baku pakan ternak banyak tersedia di lingkungan. Namun banyak peternak yang belum paham terhadap hal tersebut. Untuk mengoptimalkan bahan baku pakan, Kementerian Pertanian melalui Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YOMA) memberikan bimbingakan kepada peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani “Tani Subur”.

Sebanyak 20 orang peternak Dusun Gugu II, Desa Gunungsari, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang dan penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Windusari mempelajari manajemen pakan domba di kelas terbuka Polbangtan YOMA, Kamis (7/3).

Kesulitan mendapatkan hijauan saat kemarau, membuat peternak mencari alternatif pakan yang mudah diperoleh. Untuk membantu peternak, Polbangtan YOMA memperkenalkan jenis bahan pakan dan cara pemberiannya pada ternak.

Giat ini merupakan salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam mendorong peningkatan produktifitas sektor peternakan. Abu Zaenal Zakariya, dosen pakan Polbangtan YOMA pada giat pendampingan ini, peternak harus mulai menggunakan pakan kering. “Komposisi pakan kering dari konsentrat dan hijauan kering yang bisa digunakan adalah 65 : 35," katanya.

Menurutnya, peternak bisa menggunakan bahan pakan kering yang tersedia di lingkungannya. Misalnya, menggunakan katul dengan kualitas yang baik. Jika tidak ada, bisa diganti dengan polar. Sumber energi dapat diperoleh dari jagung yang digiling atau gaplek. "Bungkil kedelai juga bisa digunakan," ujarnya.

Dengan kombinasi berbagai jenis bahan pakan tersebut akan menghasilkan konsentrat yang lebih baik. Selanjutnya, Zakariya menyebutkan perlunya penambahan kalsium untuk domba bunting. “Campurkan pakan dengan sedikit batu kapur sebagai sumber kalsium, pilih batu kapur yang tidak bereaksi jika terkena air,” katanya.

Selain itu, Zakariya juga menambahkan pentingnya kandang yang nyaman, tempat pakan yang memadai serta minum yang cukup. Ia juga menganjurkan peternak untuk tidak mencampurkan pakan dengan air, agar proses pencernaan dalam rumen dapat optimal. Sehingga harapannya pakan bisa diserap dengan baik.

Dalam kegiatan pendampingan tersebut, Kepala BPP Windusari, Wahyudi mengatakan, peternak juga mengunjungi laboratorium pengolahan pakan untuk mengenali jenis – jenis bahan pakan kering.

Ia menjelaskan, di Desa Gunung Sari terdapat 400 peternak kecil. Setiap rumah tangga memelihara 5 – 6 ekor domba. Namun karena terbatasnya hijauan, seringkali peternak terpaksa harus menjual dombanya. "Mereka memanfaatkan domba untuk diambil kotorannya dan dikembalikan lagi ke lahan sebagai pupuk," katanya.

Wahyudi optimis, setelah mempelajari manajemen pakan, peternak binaannya bisa mencari alternatif pakan selain hijauan. “Semoga peternak bisa meningkatkan populasi ternaknya ke skala yang lebih besar melalui teknologi pakan ini” jelasnya.

Dengan teknologi pakan yang diperbarui, peningkatan kapasitas kandang, menurutnya dapat mendorong peningkatan populasi. Sehingga volume produksi dapat terus ditambah. Harapannya hal ini bisa meningkatkan kesejahteraan petani.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menganggap, pentingnya peran petani, peternak dan penyuluh sebagai ujung tombak kemajuan pertanian di Indonesia. Dengan adanya pembinaan diharapkan produksi pertanian tahun 2024 hingga ke depannya semakin meningkat dan bisa kembali swasembada bahkan ekspor.

Selaras, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menyebutkan, peternak harus mengoptimalkan potensi wilayah untuk mencari alternatif pakan ternak.

“Peternak dan penyuluh harus banyak belajar untuk membuat pakan ternak, utamanya agar meningkatkan berat badan ternak," katanya seraya mengingatkan peran penting pakan dalam produktifitas ternak. Selain hijauan, penambahan konsentrat juga diperlukan dalam meningkatkan kualitas ternak.

Reporter : Osi (YOMA)
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018