Kontes Sapi APPSI
TABLOIDSINARTANI.COM, Jakarta --- Kontes sapi yang digelar Asosiasi Peternak & Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) dibeberapa tempat mulai menunjukkan hasil. Hal itu bisa dilihat dari makin bergairahnya masyarakat berternak sapi, dan harga sapi berbobot besar/jumbo yang meningkat berkali lipat.
Gemuruh sorak penonton saat menyaksikan timbangan sapi menunjukkan angka 1.000 kg lebih. Suasana tersebut nampak saat Kontes Sapi yang digelar Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) Jawa Tengah di Pasar Hewan Jelok, Cepogo, Boyolali, Sabtu-Minggu (13-14/1) lalu.
Kontes tersebut menjadi ajang yang cukup menghibur bagi masyarakat Boyolali. Mereka berbondong-bondong datang untuk menyaksikan sapi-sapi raksasa dari berbagai daerah. Peserta tak hanya dari Jawa Tengah tapi juga Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Jakarta, dan daerah lain.
Sapi yang mengikuti kontes ada yang berbobot satu ton, tapi ada juga yang bobotnya 900-an kg. Saat kontes tersebut diperlombakan berbagai kelas diantaranya, kelas baby atau pedet jantan dengan usia di bawah satu tahun dan di bawah 500 kg.
Ada juga kelas pedet jantan atau bakalan sapi PO belum poel. Ada kelas nonpoel dengan umur di bawah dua tahun. Kemudian, ada kelas poel satu, poel dua, poel tiga, dan tiga kelas ekstrem yaitu PO, Brahman campuran, dan bebas.
Kontes ternak yang diselenggarakan APPSI menjadi ajang menunjukkan kiprah peternak sapi dalam negeri. Meski baru dibentuk sejak 2019, namun sepak terjang APPSI tidak bisa dipandang sebelah mata. Kontes sapi skala nasional yang di diadakan APPSI di berbagai daerah tidak pernah sepi dari minat para peternak sapi.
Ketua Harian APPSI, Maizar Ismail mengatakan, tujuan utama didirikan APPSI ialah untuk membangkitkan gairah para peternak dan penggemuk sapi lokal di Indonesia dengan harga sapi yang tinggi. “Bagaimana kita bercita-cita untuk membuat harga sapi itu diatas dari nilai seperti biasanya, agar para peternak atau penggemuk sapi semakin bersemangat. Akhirnya timbulah ide untuk membuat kontes sapi,” katanya.
Maizar menambahkan, sebenarnya di daerah sudah ada kontes-kontes sapi lokal, namun para pengurus APPSI berkeinginan membuat kontes sapi yang lebih besar berskala nasional. “Alhamdulillah pada 2019, kita pertama kali buat di Karawang dan sukses. Waktu itu, kita ada sapi dengan bobot terbesar di Indonesia,” tambahnya.
Meski sempat vacum karena wabah Covid-19, APPSI kembali menggelar kontes di beberapa daerah seperti di Jember dan yang terbaru di Boyolali, Jawa Tengah. Dengan adanya kontes sapi tersebut, Maizar mengaku tujuan APPSI untuk meningkatkan harga jual sapi dan menggairahkan semangat peternak masyarakat tercapai.
”Setelah adanya kontes kita sudah mulai terbiasa dengan harga sapi yang mencapai ratusan juta rupiah per ekor dengan bobot monster yang mencapai lebih dari 1 ton. Untuk pedet yang biasa di angka belasan juta bisa mencapai puluhan juta rupiah. Bahkan kemarin kontes terakhir di Boyolali mulai heboh lagi, dengan adanya sapi seharga Rp 400 juta,” tuturnya.
Dalam setiap kontes, Maizar mengatakan APPSI sudah memiliki kategori/kelas baku yang diperlombakan. Mulai dari kelas Baby, kelas P0, P1, P2, P3, dan Kelas Xtreme. Selain itu ada juga kelas sapi Peranakan Ongole (sapi PO) yang dibagi dalam 2 kelas yaitu PO Murni dan PO Crossing. “Tapi kita juga kadang memberikan kreativitas dari panitia di masing-masing daerah. Seperti kemaren di Boyolali panitia setempat menambahkan kelas sapi perah Friesien Holstein (FH),” tambahnya.
Fokus Penilaian
Untuk penilaian dalam kontes sapi APPSI, Maizar mengatakan lebih menekankan pada bobot sapi. Karena itu tidak heran bila peternak memiliki formulasi pakan tersendiri untuk menggenjot bobot sapi yang akan dipelombakan.
Dalam setiap kontes, peternak yang datang bukan hanya dari daerah penyelenggaraan, melainkan juga dari daerah lain. Bahkan untuk jumlah peserta pun bisa mencapai 300-400 peserta yang ikut dalam kontes yang biasa berlangsung selama 2 hari ini.
“Misalkan kita buat di Jawa Tengah, ada yang datang dari Banyuwangi dan daerah lain di Pulau Jawa. Begitu juga ketika diadakan di Karawang, daerah lain juga hadir. Alhamdulillah gairah peternak untuk ikut kontes sangat besar,” ujarnya.
Maizar mengatakan kontes sapi nasional yang diadakan APPSI tidak hanya untuk anggota, melainkan terbuka untuk umum yang ingin ikut serta dalam kontes tersebut. Terbaru, Maizar mengaku APPSI berencana untuk mengadakan kontes sapi di Jakarta. Kontes yang direncanakan akan digelar pada Mei 2024 di Kemayoran akan menjadi kontes sapi pertama yang digelar di Ibukota Negara.
“Kontes ini selain yang pertama di Jakarta, juga waktu penyelenggaraan yang mendekati Idul Adha menjadi sesuatu yang spesial. Karena itu dalam kontes juga akan kita balut dengan expo dan kita lelang langsung sapi-sapi disana. Karena memang selama ini Jakarta menjadi tempat pemasaran sapi-sapi jumbo,” ujar pemilik Berkah Mandiri Farm ini.
Meski baru dibentuk, namun perkembangan APPSI sangat menjanjikan. Hal itu bisa dilihat dari jumlah anggota yang sudah mencapai sektiar 1.500 peternak yang tersebar bukan hanya di Pulau Jawa, melainkan juga di Sumatera, Sulawesi, bahkan hingga Nusa Tenggara.
Menurut Maizar tidak ada syarat khusus untuk bisa bergabung dengan APPSI, semua bisa menjadi anggota. “Niat kita ingin menyatukan peternak kecil sampai besar dalam satu wadah. Sehingga dalam APPSI para peternak besar bisa juga memperhatikan para peternak kecil agar bisa berkembang” ungkapmya.
Maizar berharap dengan hadirnya APPSI bisa meningkatkan gairah beternak para peternak di tanah air, sehingga suatu saat Indonesia bisa mencapai swasembada daging. “Indonesia negara yang luas dan memiliki potensi, sehingga bila kita memperhatikan peternak maka bukan tidak mungkin kita bisa mencapai swasembada daging suatu saat nanti,” ungkapnya.