Senin, 20 Mei 2024


Mengungkap Penyakit Ngorok Sapi yang Menyebabkan Kematian Mendadak

08 Mei 2024, 11:59 WIBEditor : Gesha

Perhatikan Gejala Sapi Ngorok | Sumber Foto:Istimewa

TABLOIDSINARTANI.COM, Surabaya --- Ratusan ekor sapi dan kerbau di Sumatera Selatan diberitakan mati mendadak di pertengahan April 2024 silam. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumatera Selatan memastikan jika ratusan ternak tersebut terinfeksi penyakit ngorok. Seperti apa gejalanya?

Dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (07/05), Wakil Direktur Pelayanan Medis, Pendidikan, dan Penelitian Rumah Sakit Hewan Pendidikan (RSHP) Universitas Airlangga (Unair), Nusdianto Triakoso MP, menjelaskan bahwa hewan ternak seperti sapi dan kerbau rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk yang dikenal dengan nama penyakit ngorok.

Nusdianto menjelaskan bahwa penyakit ngorok disebabkan oleh bakteri. "Penyakit ini disebabkan oleh bakteri bernama Pasteurella multocida. Secara medis, penyakit ini disebut Septicaemia epizootica, sehingga penyebabnya bukanlah virus," ungkapnya.

Nusdianto menegaskan bahwa bakteri tersebut menyerang saluran pernapasan pada hewan ternak, yang menyebabkan penyakit tersebut dikenal dengan nama penyakit ngorok. Tidak hanya terbatas pada sistem pernapasan, penyakit tersebut juga dapat menyerang sistem lain seperti sistem pencernaan.

Penyakit ini juga dikenal sebagai Septicaemia hemorrhagica dan dapat menyebabkan pendarahan pada ternak. "Bakteri ini menyerang saluran napas pada sapi atau kerbau, dan juga menyerang organ lain. Keseluruhan tubuh ternak bisa terkena penyakit ini, yang bisa menyebabkan pendarahan pada sistem pencernaan, di bawah kulit, hingga saluran napas," jelasnya.

Gejala 

Nusdianto mengungkapkan bahwa salah satu gejala yang dapat terjadi adalah bunyi pernapasan ngorok pada hewan ternak, meskipun gejalanya dapat bervariasi. "Ada ternak yang mengalami penyakit ini tapi serangannya akut dan sangat cepat. Jadi tidak ada gejala ciri yang khas, tapi tiba-tiba bisa jadi ternaknya mati mendadak," jelas Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair ini.

Bunyi pernapasan ngorok bisa terjadi saat hewan ternak sedang aktif, disebabkan oleh lendir pada saluran pernapasan akibat proses peradangan. Penyakit ini sudah tersebar di seluruh daerah di Indonesia, menjadikannya penyakit endemis. Meskipun laporan kasusnya setiap tahun tidak terlalu banyak, beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit.

Bakteri penyebab penyakit ngorok terdiri dari berbagai subtipe, tetapi subtipe B2 yang menyerang kerbau dan sapi tidak menular pada manusia. Penyakit ngorok dianggap sebagai salah satu penyakit menular strategis di Indonesia, dan vaksinasi menjadi salah satu upaya pencegahan yang efektif.

Vaksinasi tersedia secara gratis di Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) di setiap kabupaten, kota, dan kecamatan, dilakukan sekali dalam setahun. Masyarakat dapat menghubungi dokter hewan terdekat untuk mendapatkan vaksin, yang bertujuan untuk memberikan kekebalan pada hewan ternak.

Nusdianto juga menyarankan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan ternak dan segera menghubungi dokter hewan atau Puskeswan terdekat jika ternak sakit. "Perhatikan kesehatan ternak secara umum, pastikan tidak kekurangan makanan, tidak stres, dan tidak terpapar suhu dingin agar daya tahan tubuhnya tetap baik. Jika ternak menunjukkan tanda-tanda penyakit, segera hubungi dokter hewan terdekat," pesannya.

Reporter : NATTASYA
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018