Selasa, 18 Februari 2025


Cegah PMK Meluas, Blora Tutup Dua Pasar Hewan Utama

22 Jan 2025, 11:01 WIBEditor : Herman

Cegah Penyebaran PMK Pemkab Blora Tutup Pasar Hewan

TABLOIDSINARTANI.COM, Blora --- Kabupaten Blora terus memperketat langkah pencegahan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dengan menutup dua pasar hewan utama, Pasar Pon Blora dan Pasar Paing Randublatung, sejak 9 Januari 2025. Hingga kini, penutupan tersebut masih berlaku, didukung oleh penyemprotan disinfektan intensif di seluruh area pasar.

Kepala Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP4) Blora, Ngaliman, SP, MMA, menyebutkan bahwa jumlah ternak sapi yang terinfeksi PMK meningkat tajam. Dari 360 ekor pada Desember 2024, jumlahnya bertambah menjadi 588 ekor per 20 Januari 2025.

“Dari jumlah tersebut, 365 ekor berhasil disembuhkan, lima ekor harus dipotong paksa, dan 48 ekor mati,” jelasnya.

Langkah terpadu melibatkan berbagai instansi seperti DP4, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Dinas Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DindagkopUKM). Kepala BPBD Blora, Dra. Mulyowati, MM, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh sterilisasi dengan menyediakan personel dan peralatan.

Pnyemprotan desimfektan

Penanganan Menyeluruh 

Penutupan pasar hewan sementara difokuskan pada pencegahan penyebaran virus. Pedagang kambing, baju, dan alat pertanian tetap diizinkan berjualan. “Langkah ini hanya berlaku untuk perdagangan sapi.

Penyebaran PMK perlu dicegah, terutama dari hewan luar daerah yang membawa virus,” kata Kepala Bidang Pasar DindagkopUKM, Margo Yuwono.

Disinfeksi intensif menjadi prioritas agar pasar siap dibuka kembali dalam kondisi steril. Selain itu, vaksinasi terus dilakukan pada sapi sehat. Hingga minggu ketiga Januari, sebanyak 1.278 ekor sapi telah divaksin menggunakan bantuan 3.600 dosis dari Kementerian Pertanian.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan DP4 Blora, drh. Rasmiyana, disinfeksi dan vaksinasi adalah dua langkah utama dalam menghadapi wabah ini. “Kami harap ketika pasar dibuka kembali, situasinya sudah aman,” ujarnya.

Pasar Hewan

Tantangan di Lapangan

Di tengah upaya penanganan, Blora menghadapi kendala serius, termasuk keterbatasan jumlah tenaga kesehatan hewan dan minimnya dana dari APBD. “Bantuan vaksin dari pusat tidak disertai biaya operasional, sehingga kami sangat berharap dukungan tambahan dari pemerintah provinsi dan pusat,” ungkap Ngaliman.

Meski begitu, Ngaliman memastikan bahwa situasi tetap terkendali. Tidak ada “panic selling” sapi di Blora, yang menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap langkah pemerintah. Ia juga mengimbau warga agar waspada dan segera melaporkan kasus PMK ke petugas kesehatan hewan terdekat.

Sementara itu Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Peternakan, Prof. Ali Agus, menjelaskan bahwa virus PMK hanya menyerang hewan berkaki genap dan tidak menular ke manusia.

“Daging sapi dari hewan yang dipotong sebelum mati tetap aman dikonsumsi, asal tidak diambil setelah hewan tersebut menjadi bangkai,” jelas Guru Besar Fakultas Peternakan UGM ini.

Reporter : Djoko W
BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018