Senin, 29 Mei 2023


Melirik Potensi Ayam KUB

13 Nov 2013, 14:25 WIBEditor : Nuraini Ekasari sinaga

Ayam Kampung Unggul Balitnak (KUB) bakal menjadi salahsatu ayam yang menantang keberadaan ayam ras. Bukan hanya dari sisi produksi dagingnya, tapi juga produktifitas telurnya.

Pemerintah melalui Balai Penelitian Peternakan (Balitnak) telah memproklamirkan ayam KUB sebagai ayam unggulan nasional sejak tahun 2009. Ayam yang merupakan hasil persilangan ayam kampung asli Indonesia ini merupakan hasil seleksi galur betina (femile line) selama enam generasi.

Keunggulannya, produksi telur cukup tinggi yaitu produksi telur harian mencapai 45-50% dan pada puncak produksi hingga 65%. Sedangkan, produksi telur pertahun mencapai 160-180 butir. Untuk konsumsi pakan sebanyak 80-85 gram, sifat mengeram 10% dari total populasi, umur pertama bertelur 22-24 minggu, bobot telur 35-45 gram dan konversi pakan 3,8.

Namun demikian, menurut penelitik Balitnak, Tike Sartike, keunggulannya hasil seleksi selama enam generasi ini masih bervariasi, yaitu warna bulu masih beragam yang didominasi warna hitam, dan campuran coklat kehitaman. Jenggernya pun bervariasi dan didominasi bentuk jengker single dan pea. Demikian halnya dengan warna kulit masih bervariasi dimulai dari warna hitam, abu abu, kehijauan, putih dan kuning.

Pada awal tahun 2012, ayam KUB sudah dilesensi oleh PT. Ayam Kampung Indonesia (AKI) untuk perbanyakan bibitnya dan disebarkan ke masyarakat yang membutuhkan. “Kami sudah uji coba di Ciamis, Keprak, Jatiwangi, Bambu Apus, ternyata produksinya berbeda dengan ayam kampung biasa. Karena itu PT. AKI tertarik mengembangkan. Tapi uji coba besar-besaran baru resmi setelah ada lisensi,” kata Tike.

Badan Litbang juga telah menyebarkan varietas Ayam KUB ini ke beberapa lokasi di 10 propinsi yakni, Jawa Tengah,  Jawa Timur, NTB, Banten, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Gorontalo.

Ayam KUB juga telah diuji daya adaptasinya di Visitor Plot Aneka Ternak, Kebun Percobaan  Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTB,  DOC didatangkan dari Puslitbangnak Bogor sebanyak 230 ekor terdiri dari 200 ekor betina dan 30 ekor jantan.

Rencananya akan digunakan sebagai PS (Parents Stock). Ayam KUB ini akan menjadi sebagai salah satu komponen dalam kegiatan pengembangan kawasan rumah pangan lestari BPTP NTB. Hasil sementara yang diperoleh selama dua bulan pemeliharaan adalah berat badan mencapai  600 gram/ekor pada jantan dan betina sekitar 581 gram/ekor.

“Dalam pengamatan, sampai umur dua bulan ayam tersebut tahan terhadap cuaca panas dan dapat beradaptasi pada daerah lembab Narmada. Tingkat kematiannya hanya 2 %,” kata Tike.

Informasi lebih lengkap baca EDISI CETAK TABLOID SINAR TANI (info berlangganan SMS ke : 081317575066).

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018