Minggu, 13 Oktober 2024


Teknologi Ternak Kambing di Kepahiang

14 Des 2015, 12:07 WIBEditor : Kontributor

Populasi ternak kambing di Bengkulu selama 4  tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan, pada tahun 2011 adalah 199.027 ekor dan menjadi 255.487 ekor pada tahun 2014. Penyebarannya cukup merata di setiap kabupaten di Provinsi Bengkulu. Introduksi teknologi tepat guna dikembangkan pada tahun 2015 untuk meningkatkan populasi kambing di Kepahiang.

Banyak di antara petani yang memelihara kambing hanya sekedar mengisi waktu senggang di antara kegiatan pertaniannya. Mereka memanfaatkan ternak kambing di samping dagingnya juga kotorannya yang digunakan untuk memupuk tanaman pertaniannya seperti tanaman kopi, kakao, sawit dan lainnya.

Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, maka hasilnya akan semakin tinggi jika pemeliharaannya ditingkatkan menjadi semi intensif atau intensif. Pengembangan ternak kambing dapat berhasil baik bila didukung dengan teknologi tepat guna seperti teknologi reproduksi, teknologi penggemukan, sosial ekonomi dan kelembagaannya. 

 Identifikasi teknologi eksisting pada kelompok Sidomulyo Desa Mekarsari, Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang pun dilakukan.  Kelompok Sidomulyo merupakan kelompok demplot pendampingan ternak kambing tahun 2015. Kelompok ternak Sidomulyo berjumlah 13 orang peternak kambing. Jenis ternak kambing yang dipelihara adalah kambing PE dan turunan jawa randu, jenis usaha adalah pembiakan (pengembangan) dengan jumlah kambing sebanyak 82 ekor (13 anak, 23 kambing muda dan 46 dewasa).

Status kepemilikan ternak kambing adalah milik sendiri dan sebagian merupakan gaduhan. Sistem pemeliharaan intensif dengan rata-rata kepemilikan 6 ekor/orang. Pakan yang diberikan berupa rumput gajah, gamal, rumput lapangan dan daun yang dicari di hutan. Sistem perkawinan yang dilakukan adalah dengan kawin alam, calving interval sepanjang 9 bulan, tingkat mortalitas induk 1,2% dan mortalitas anak 75%.

Tata Laksana dan Teknologi

Dari hasil identifikasi kebutuhan teknologi yang dilakukan terhadap kelompok ternak kambing di Kabupaten Kepahiang diketahui bahwa kebutuhan teknologi yang diperlukan oleh peternak pertama, tata laksana pemeliharaan ternak kambing PE, pada umumnya ternak kambing PE merupakan ternak yang baru beradaptasi di Kabupaten Kepahiang, sehingga perlu pemeliharaan yang lebih intensif bila dibandingkan dengan ternak kambing kacang. Kendala yang dihadapi oleh peternak dalam memelihara kambing PE dalam hal budidaya adalah seringnya kambing mengalami kematian yang disebabkan oleh penyakit kembung (bload) baik pada anak kambing maupun kambing yang sudah besar

Kedua, hijaun pakan ternak rata-rata peternak kambing di Kabupaten Kepahiang masih mengandalkan hijauan makanan ternak (HMT) yang diambil dari hutan-hutan di sekitar Kepahiang dan sebagian kecil berada di sekitar pemukiman penduduk. Dan untuk mendukung Program Kementerian Pertanian dalam hal pengembangan ternak kambing, untuk tahun 2015 ini akan dibuat kebun hijauan makanan ternak berupa tanaman leguminosa (gamal dan indigofera), untuk Pengembangan tahun 2016 akan dilakukan untuk penghasil bibit, dan pemberian pakannya berbasis legume.

Ketiga, kelembagaan kelompok ternak belum berjalan sebagaimana mestinya, di mana pertemuan kelompok belum dilakukan secara rutin, pembukuan juga terlaksana dengan baik dan tempat pertemuan belum disepakati.

Tiga masalah di atas merupakan kondisi yang terjadi di Kecamatan Kabawetan, Kabupaten Kepahiang. Titik Ungkit dari pelaksanaan kegiatan pengembangan ternak kambing di Kabupaten Kepahiang harus bisa menjawab tantangan atau masalah  yang terjadi di sekitar lokasi pengembangan, hal ini disebabkan karena perilaku peternak bervariasi, ada yang mudah mengikuti segala petunjuk yang telah di introduksikan oleh peneliti ada yang sangat sulit melaksanakannya.

Bila dibandingkan dengan kondisi yang ada di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi,  Kabupaten Bogor, seorang peternak bernama Sugandi Kartasasmita, memelihara jenis kambing etawa, peranakan etawa (PE), kambing saneen.. semua jenis kambing ini kebanyakan di ambil susunya sebagai hasil hariannya, rata-rata per hari bisa memproduksi susu sebanyak 20 liter, dari 10 ekor kambing betina, berarti rata-rata 2 liter per ekor/hari. Pemasaran di Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi sudah sangat menjanjikan, setiap hari 20 liter susu laku terjual, dari segi kualitas susu kambing milik bapak Sugandi ini sudah dipercaya oleh konsumen, karena kualitas susunya yang tinggi, tanpa dicampur bahan lainnya, asli. Cara pemeliharaannya dengan pemberian pakan diberikan hijauan daun-daunan dan rumput gajah, dikarenakan lahannya yang tidak memadai maka kendalanya yaitu jauhnya mencari hijauan dan rumput, pemberian pakan tambahan dengan pemberian dedak sebagai pengganti konsentrat. Pemerintah selayaknya mendukung peternak kecil ini, bapak Sugandi ini sangat menerima inovasi teknologi yang diterima baik dari Balai-Balai Penelitian dan BPTP. Berbeda dengan kondisi di Bengkulu tepatnya di Kabupaten Kepahiang, hijauan pakan ternak mudah didapat, masih banyak persediaan hijauan di sekitar kandang.

Teknik Perkandangan

Teknik perkandangan di lingkungan peternak dilakukan dengan sistem semi intensif di mana pada pagi hari ternak dikeluarkan dari kandangnya untuk Exercise dan digembalakan untuk merumput sampai pukul 11. 00 pagi hari, pada siang hari ternak dikandangkan kembali. Jenis kandang kebanyakan jenis kandang panggung diharapkan hasil limbahnya dapat dimanfaatkan untuk bio urine dan pupuk kompos.

Potensi pengembangan ternak kambing di Kabupaten Kepahiang terdiri dari kambing etawa, peranakan etawa dan kambing kacang. Pada tahun 2015 ini dilakukan pendampingan untuk melihat karakteristik peternak, kelembagaan dan tata laksana pemeliharaannya dan tahun 2016 akan dilakukan tata laksana pemberian pakan dengan memanfaatkan limbah kopi yang banyak tersedia di lokasi. Diharapkan dengan adanya Program Pengembangan Ternak Kambing yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, untuk tahun 2016 akan lebih berkembang lagi, sehingga dapat mengurangi import daging ke Indonesia dan Swasembada Daging di Indonesia akan tercapai. Siswani Dwi Daliani BPTP Bengkulu

Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066

Editor : Julianto

BERITA TERKAIT
Edisi Terakhir Sinar Tani
Copyright @ Tabloid Sinar Tani 2018